Setya Novanto Beberkan Permintaannya Pada Raja Salman

SABTU, 4 MARET 2017

SOLO —  Pertemuan Dewan Pimpinan Rakyat (DPR) RI dengan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, beberapa hari lalu, rupaya digunakan Pemerintah Indonesia untuk mencari celah terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi yang terancam hukuman mati.  
Ketua DPR RI Setya Novanto saat berkunjung ke Karanganyar
Ketua DPR RI, Setya Novanto menyebutkan, kasus TKI Siti Aisyah yang terancam hukuman mati di Malaysia, karena menjadi tersangka pembunuhan Kim Jong-nam, dinilai hanya sebagian kecil dari kasus yang melibatkan TKI di luar negeri. Di 2017, di Arab Saudi jumlah TKI yang terancam hukuman mati mencapai puluhan. 
“Dalam pertemuan dengan Raja Salman, saya juga meminta agar TKI yang terancam hukuman mati bisa diampunkan,” kata Setnov saat pengukuhan Pengurus Partai Golkar Karanganyar, Jawa Tengah, pada Jumat (3/3/2017) kemarin. 
Dikatakan Ketua Umum DPP Partai Golkar, jumlah TKI di Arab Saudi yang terancam hukuman mati mencapai 40 orang. TKI yang terancam hukuman mati itu diantaranya kasus pembunuhan, perzinaan dan sihir. Permintaan pemerintah kepada Arab Saudi agar TKI diampuni dari hukuman mati, kata dia, direspon dengan baik.
“Saya ditanggapi dengan serius, dan beliau (Raja Salman) menyetujui,” sebut Setnov. 
Selain terkait TKI terancam hukuman mati, pertemuan dengan Raja Salman itu digunakan untuk meminta quota haji Indonesia untuk ditingkatkan. Hal ini mengingat jumlah muslim Indonesia terbesar di dunia.  
“Kenapa pemerintah meminta quota haji ditambah, karena lama sekali antrean haji di Indonesia.  Saat ini antrean mencapai 20 tahun lebih. Bahkan, hingga ada yang sudah meninggal dunia belum diberangkatkan juga,” ungkapnya.
Perjuangan umat untuk memenuhi salah satu rukun Islam tersebut sangat keras. Bahkan, meski kewajiban ibadah haji diperuntukkan untuk yang mampu, namun tidak sedikit dari mereka yang rela menabung hingga puluhan tahun ataupun menjual aset untuk bisa berhaji.  
“Itulah kenapa kita terus meminta agar kuota ditambah. Karena ada yang dibelain menjual tanah, menabung hingga belasan tahun dan lain sebagainya,”sebut Novanto. 
Dua hal itulah, tambah Setnov, yang ditekankan dalam pertemuannya dengan Raja Salman. Dari pertemuan itu, Pemerintah Indonesia sangat berharap yang menjadi pembahasan dapat direalisasikan sehingga memperkuat hubungan bilateral, disamping kepentingan investasi di Indonesia.

Jurnalis : Harun Alrosid / Redaktur : ME. Bijo Dirajo / Foto : Harun Alrosid

Lihat juga...