Lestarikan Seni Tradisional, Siswa SMPN 1 Diwajibkan Kuasai Satu Tarian

SABTU, 4 MARET 2017

PONOROGO — Mengajarkan kesenian tradisional tidak selalu harus berpaku pada buku panduan belajar, tetapi dengan cara praktek langsung. Hal inilah yang ditunjukkan oleh siswa di SMPN 1 Bungkal, Ponorogo. Dimana setiap siswa wajib menghafalkan dan mampu menarikan satu tarian tradisional.
Tari rampor oleh siswa SMP
Kepala Sekolah SMPN 1 Bungkal, Tri Sulaiman saat ditemui menjelaskan, sebenarnya kegiatan ini untuk melatih kreatifitas para siswa. Selain itu juga menumbuhkan rasa memiliki terhadap kesenian tradisional yang ada di Ponorogo.
“Ada tiga tarian dan satu grup reog untuk pagelaran seni para siswa, tarian itu yakni ada tari dadung kawuk, rampor dan kontemporer,” jelasnya kepada Cendana News di lokasi, Sabtu (4/3/2017).
Yang menarik, lanjut Tri, ketiga kelompok tarian tadi memakai make up dan pakaian tradisional yang dipadukan dengan gerakan tari sehingga menimbulkan keindahan tersendiri saat menyaksikannya.
“Ini juga supaya anak–anak lebih mencintai budaya bangsa sendiri, supaya mereka kenal dan tahu,” ujarnya.
Salah satu penari, Erli Febria Diana siswa kelas 9 SMP menambahkan tingkat kesulitan saat menarikan tarian tradisional yakni memadupadankan antara musik dan gerakan. Selain itu juga harus selalu tampil gembira dengan cara senyum.
“Kami latihan sudah 12 kali, satu kali latihan bisa sampai tiga jam. Meski lelah, kami senang,” cakapnya.
Menurutnya, sebagai generasi muda harus mencintai dan melestarikan budaya bangsa. Jangan sampai tergerus dengan adanya budaya asing yang mulai masuk ke Indonesia.
“Karena jarang yang mau menari tradisional, saya dan teman – teman malah senang dan ingin terus belajar kesenian tradisional,” pungkasnya.
Tari rampor oleh siswa SMP
Ada jalan cerita dibalik setiap gerakan tari yang dibawakan oleh siswa, seperti tari rampor, dimana menceritakan tentang pesta penyambutan kedatangan ratu pantai selatan, Nyi Roro Kidul. Hal ini senada dengan pakaian yang dipakai para penari dominan warna hijau sembari membawa sebuah tongkat yang diberi hiasan bunga melati. 

Jurnalis : Charolin Pebrianti / Redaktur : ME. Bijo Dirajo / Foto : Charolin Pebrianti

Lihat juga...