JUMAT, 10 MARET 2017
OBITUARI — Sebuah pepatah Jerman mengatakan, Scripta Manent (segala yang tercatat akan abadi). Alangkah indah jika yang tercatat abadi adalah kebaikan dan keluhuran budi pekerti kisah hidup manusia, lalu dijadikan kisah teladan yang terus terwariskan dari waktu ke waktu.
![]() |
Dr. H. Mar’ie Muhammad, M. Si. [ant] |
Dalam kejujuran dan keluhuran budi pekerti atas pengelolaan keuangan Negara, kita harus berkaca kepada seorang Dr. H. Mar’ie Muhammad, M. Si. yang lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 April 1939. Terlalu banyak bukti kejujuran dan kesederhanaan hidup Mar’ie Muhammad yang bisa menjadi cerita seluruh penerus Bangsa Indonesia ke depan.
Sosok yang dijuluki Mr. Clean itu memang telah tiada, pada 11 Desember 2016 lalu. Tapi, jiwa luhur Mar’ie Muhammad, semangat kejujuran, loyalitas, integritas, komitmen untuk membangun institusi yang bersih, semangat anti korupsi-kolusi-nepotismenya, tetap sangat sulit dihilangkan.
Kejujuran Mar’ie Mengabadi
Bukti keabadian kejujuran dan keluhuran Mar’ie Muhammad bisa anda lihat ketika Menteri Keuangan Dr. Sri Mulyani Indrawati bersikeras menamai Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak sebagai Gedung Mar’ie Muhammad. Tujuannya, untuk mengenang jasa baik Menteri Keuangan periode 1993-1998 itu. Tekad kuat untuk mengabadikan nama Pak Mar’ie di Gedung Direktorat Jenderal Pajak, karena sosok tersebut sangat mengena bagi benak pegawai Kementerian Keuangan.
Harapannya, dengan pemberian nama gedung Marie Muhammad, bisa menjadi inspirasi kepada jajaran Kementerian Keuangan, khususnya Direktorat Jenderal Pajak, agar bekerja dengan maksimal tanpa mengorbankan integritas dan semangat profesionalisme. Nama Mar’ie Mohammad yang terpampang di Gedung, diharapkan bisa membuat segan para pegawai Kementerian Keuangan agar tidak melakukan korupsi.