Kopi Cacing, Beromzet Rp 200 Juta Per Bulan

SELASA, 7 MARET 2017

PONOROGO — Kopi memang paling nikmat diminum saat pagi atau pun malam hari. Di Ponorogo ada kopi yang dijual dengan menggunakan campuran cacing sebagai bahan utamanya. Cacing yang digunakan pun tidak boleh sembarang cacing, namun jenis cacing Lumbricus. Makanan utama serta tempat perkembangbiakan cacing tersebut tidak menggunakan tanah, tetapi menggunakan media sabut kelapa.

Pendiri sekaligus Pembina Komunitas Pembudidaya Cacing Ponorogo (Kocapo), Zaenal Arif Fachruddin.

Selain itu, pakan yang digunakan memakai ampas tahu dan segala jenis buah dan sayuran. Pendiri sekaligus Pembina Komunitas Pembudidaya Cacing Ponorogo (Kocapo), Zaenal Arif Fachruddin, saat ditemui Cendana News menjelaskan, berdirinya komunitas ini berawal dari keprihatinan dirinya melihat potensi ekonomi dari cacing yang belum maksimal. Karena banyak ditemukannya mafia cacing, para pembudidaya banyak yang tidak sukses sebab kehadiran mafia cacing.

“Awal mula saya beli benih cacing dari Magetan. Waktu itu 20 kilogram dan berkembang sampai sekarang,” jelasnya, saat ditemui di rumahnya di Jalan Jawa Gang 4, Kelurahan Mangkujayan, Ponorogo.

Tepatnya pada September 2015, Zaenal kemudian membentuk Kocapo. Lanjut dua bulan berikutnya, ia membuka Koperasi Syirkah Masyarakat Sejahtera. Anggota koperasinya sekarang sudah mencapai 640– an yang terdiri dari Kota Ponorogo, Madiun, Trenggalek, Nganjuk, Kebumen, Semarang, Pacitan, Malang, Tulungagung dan Wonogiri.

Cacing Lumbricus.

“Para pembudidaya cacing biasa menjual cacingnya ke sini. Tiap hari kami buka penerimaan panen cacing,” ujarnya.

Produk olahan cacing ini ada dua, yakni minuman kesehatan dan kapsul. Untuk minuman kesehatan terdiri dari Lumbricus Coffee, Lumbricus Coklat, Lumbricus Mocca dan Lumbricus Creamer. Sedangkan kapsul terdiri dari Lumbricus Capsul dan Lumbricus Pronojiwo Capsul.

Lihat juga...