Tiga Abad Kelenteng Boen Tek Bio Tangerang

RABU, 22 FEBRUARI 2017

TANGERANG — Kelenteng Boen Tek Bio Tangerang dikenal sebagai kelenteng tertua di antara kelenteng-kelenteng yang ada di Tangerang. Kelenteng Boen Tek Bio terletak di persimpangan Jalan Bhakti dan Jalan Cilame, Pasar Lama, Tangerang. Tepatnya di Jalan Bhakti No 14 Kota Tangerang.

Bu Ceni, penjaga kelenteng.

Kelenteng ini diperkirakan telah berumur lebih dari tiga abad. Komunitas Tionghoa di perkampungan Petak Sembilan diperkirakan mendirikan kelenteng ini secara bergotong royong dalam bentuk yang masih sangat sederhana. Kemudian kelenteng ini mengalami renovasi dengan mendatangkan ahlinya dari negeri Tiongkok.

Keberadaan Kelenteng Boen Tek Bio Tangerang tidak lepas dari sejarah kedatangan orang Tionghoa di Kota Tangerang yang terjadi pada abad ke-15. Pada tahun 1407, seperti dicatat dalam buku sejarah Sunda Tina Layang Parahyang (Catatan dari Parahyangan), rombongan Tjen Tjie Lung (Halung) yang membawa tujuh kepala keluarga dengan sembilan orang gadis, terdampar di daerah yang sekarang dikenal sebagai Kampung Teluk Naga. Tujuan mereka semula adalah Jayakarta.

Di awal abad ke-18 kaum Tionghoa menyebut wilayah Tangerang dengan nama Boen-Teng sehingga orang Tionghoa yang tinggal di sana disebut sebagai Cina Boen Teng, yang lama-kelamaan sebutan itu kemudian berubah menjadi Cina Benteng.

Di bagian depan terdapat rupa Bi Lek Hud atau Mi Le Fo yang dalam bahasa Sanskerta disebut Maitreya atau Yang Maha Pengasih dan Penolong. Bi Lek Hud adalah salah satu dewa yang sangat dihormati. Umumnya, orang memuja Bie Lek Hud untuk memperoleh kekayaan dan kebahagiaan. Di atas altar Hok Tek Tjeng Sien, Kelenteng Boen Tek Bio, terdapat ukiran kayu dan tulisan berhuruf Tionghoa. Pada langit-langit terdapat sebuah hiasan gantung bergambar naga yang indah. Ornamen kayu juga banyak menghias dinding kelenteng ini.

Lihat juga...