RABU, 22 FEBRUARI 2017
TANGERANG — Sungai Cisadane merupakan sungai besar yang melintasi Tangerang. Selama berabad-abad, para pedagang memanfaatkan aliran Cisadane untuk berlayar ke Tangerang.
![]() |
Pak Reni dan Toe Pekong yang ia jaga. |
Keberadaan aliran Cisadane di Tangerang nyata sangat penting. Karena aliran air Cisadane dimanfaatkan sebagai produksi air bersih yang memasok Tangerang. Selain air bersih, Cisadane juga sering dimanfaatkan untuk perayaan festival lokal di Tangerang. Sebut saja Festival Cisadane yang selalu ramai tiap acara tersebut dilaksanakan. Ada manfaat lain yang diberikan oleh Sungai Cisadane, yaitu sebagai mata pencaharian.
Pak Reni, lelaki berusia 59 tahun, adalah seorang penjaga Toe Pekong Air Sungai Cisadane. Kegiatan sehari-harinya juga mencari barang-barang bekas yang melintas di aliran Sungai Cisadane yang ia kumpulkan lalu dijual.
“Sebenarnya saya di sini hanya untuk mencari barang-barang bekas yang melintas di sungai lalu saya jual. Namun karena Toe Pekong di sini masih ada saja yang sering datang untuk sembahyang, jadi sambil bersih-bersih dan menjaga di sini. Terkadang saya diberi uang secara sukarela oleh pengunjung yang datang untuk sembahyang,” ungkap Pak Reni.
Toe Pekong Air ini merupakan salah satu bukti sejarah kedatangan orang-orang Tionghoa pertama kali ke Tangerang. Sebenarnya, lokasi ini terdiri dari banyak anak tangga yang menjulur di bawahnya, namun karena tingginya air sungai, hanya beberapa anak tangga saja yang terlihat.
![]() |
Pak Reni sedang mengumpulkan sampah. |
“Sudah hampir 24 tahun saya di sini. Dahulu masih kelihatan anak tangganya, karena air sungai sekarang sudah tinggi akibat kiriman dari bogor ditambah lagi musim hujan, maka anak tangga yang terlihat hanya beberapa saja,” pungkas Pak Reni.
Jurnalis: Lya Septiarini / Editor: Satmoko / Foto: Lya Septiarini