Cetak offset, itulah yang dijalankan Emmy dan suaminya. Cukup beralasan, jika mereka harus mengambil proyek pemesanan dalam jumlah besar, karena semakin besar jumlah pemesanan, seperti keterangan Emmy, semakin mudah mengatur berapa keuntungan yang akan diperoleh. Itulah tantangan para pengusaha percetakan offset. Berbeda dengan pengusaha cetak digital yang melayani pemesanan satuan, namun tidak mempengaruhi keuntungan yang mereka terima.
Mengukur keuntungan Emmy, dari 1 lembar kalender eksklusif periode 1 tahun berbahan karton, mereka biasa menjual seharga Rp. 20-25.000. Keuntungan yang diperoleh maksimal Rp. 15.000. Dari pemesanan 100 lembar, Emmy meraup keuntungan mencapai Rp. 1,5 Juta. Sepertinya, membuka usaha percetakan offset kecil-kecilan di rumah cukup menguntungkan bagi siapapun yang ingin mencobanya.
“Menjadi pengusaha, baik itu besar maupun kecil, sebenarnya jangan melirik keuntungan saja, namun juga harus siap untuk rugi. Namun, jika usaha dijalankan sebaik-baiknya dengan perhitungan yang tepat, kerugian tidak akan terjadi,” pungkasnya.
Pilihan usaha Emmy untuk menjalankan percetakan offset di rumah telah dilakoninya bersama sang suami selama kurang lebih 20 tahun. Hingga kini, pasaran untuk bisnis percetakan masih menjadi pilihan, karena kebutuhan percetakan masyarakat tidak akan mati.
Tantangan dari pengusaha percetakan offset yang mengejar kuantitas hasil cetak untuk meraup laba adalah bersaing dengan percetakan digital yang tidak memerlukan pemesanan dalam jumlah besar untuk meraup keuntungan.
Baca Juga:
Emmy Aznulleily, Kader Damandiri Berjiwa Sosial Tinggi
Jurnalis: Miechell Koagouw/ Editor: Koko Triarko/ Foto: Miechell Koagouw