Neneng Hasanah, Kader Damandiri yang Peduli Kesetaraan Gender

Cara berkomunikasi Neneng menjadi kunci sukses dalam memimpin kelompok, berdagang maupun pergaulannya sehari-hari dengan para ibu rumah-tangga.  Pendekatan dari hati ke hati kepada anggota, tetangga maupun langganannya membuat semua proses menjadi lebih mudah. Namun, ada satu filosofi menarik dari Neneng, yakni bagaimana seluruh kegiatannya bersama Tabur Puja didedikasikan untuk memperkuat kesetaraan gender. Artinya, perempuan bukan sekedar ibu rumah-tangga yang tinggal di rumah mengurus anak sambil menadahkan tangan kepada suami.

Perempuan Indonesia itu tangguh dan bertanggung-jawab, sehingga sudah sepantasnya ikut berkarya untuk keluarga dengan cara membantu suami mencari nafkah, melalui usaha-usaha kecil rumah-tangga. Dari membuka warung di rumah, membuat kue untuk dititipkan ke warung-warung dan lain sebagainya. Menurutnya, perempuan itu jangan lemah, apalagi sampai tidak berdaya hanya menunggu pemberian suami. Perempuan harus mampu memberdayakan dirinya demi keluarga.

“Menjadi perempuan itu jangan sungkan, segan apalagi malu untuk membuka usaha di rumah. Walaupun suami tidak meminta, tapi seorang istri harus bisa meringankan beban suami dalam menghidupi keluarga. Perempuan juga harus bisa mengambil inisiatif sekaligus membuktikan diri mampu serta setara fungsinya dengan kaum laki-laki. Selama yang dilakukan adalah positif, lanjutkan saja, teruslah berkarya,” tutur ibu dua anak ini melanjutkan.

Neneng sudah membuktikan ketangguhannya sebagai seorang perempuan Indonesia. Walau suami sudah bekerja sebagai seorang tenaga IT di perusahaan media online terkemuka di Jakarta, ia tidak mau berpangku tangan di rumah. Neneng tetap menjalankan hobi memasak sekaligus berdagangnya. Kegiatannya mendapat dukungan penuh dari sang suami, termasuk seluruh kegiatan Neneng di Posdaya Bacang dalam mengelola kelompok Tanggung Renteng Tabur Puja. Neneng senang dan bahagia memiliki suami yang selalu mendukung kegiatannya.

Lihat juga...