KAMIS, 9 FEBRUARI 2017
JAKARTA — Jejak Pemberdayaan Yayasan Damandiri — Intan Nuraini, karib disapa Intan, adalah Ketua Posdaya Bougenville, Jalan Rawa Simprug, RW 09, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Posdaya Bougenville adalah salah-satu dari lima Posdaya yang tergabung dalam Program Tabungan Kredit Pundi Sejahtera (Tabur Puja) Posdaya Kenanga Simprug.
Intan meninjau salah satu Kebun Bergizi |
Selain sebagai Ketua Posdaya Bougenville, Intan juga merangkap sebagai Sekretaris RW 09, Grogol Selatan, yang aktif dalam kegiatan PKK RW 09 dan Kelurahan Grogol Selatan. Intan mengenal Posdaya dari salah seorang staf kelurahan, dan kebetulan RW 09 tempat Intan juga merupakan RW percontohan untuk semua kegiatan bagi RW lainnya. Dengan empat aspek pemberdayaan yang diusung Yayasan Damandiri melalui pembentukan Posdaya, Intan langsung sadar, bahwa kegiatan Posdaya bisa melengkapi semua kegiatan pemberdayaan yang sudah dilakukan RW 09.
Intan tidak memiliki latar-belakang akademis untuk memberdayakan warga setempat. Tetapi, keluwesannya dalam bergaul menjadi kunci sukses memberdayakan warga setempat. Hal itu pula yang membuatnya bisa memimpin Posdaya Bougenville hingga saat ini. “Bagaimana memaksimalkan keterbatasan saya untuk membawa perubahan bagi masyarakat, itulah yang saya lakukan selama ini. Perubahan tidak harus langsung terjadi dengan bombastis, tetapi sekecil apapun sebuah perubahan tentunya sangat berarti bagi mereka (masyarakat –red),” ucap Intan kepada Cendana News.
Intan Nuraini, Ketua Posdaya Bougenville |
Intan mencoba memaksimalkan sinergi Posdaya Bougenville dengan beragam aktivitas kemasyarakatan yang sudah terbentuk sebelumnya. Pendekatan secara personal kepada masyarakat dan Pengurus RW 09, serta melihat dari dekat keadaan warga RW 09, adalah cara jitu bagi Intan dalam menggerakkan Posdaya. “Walaupun ukuran keberhasilan tidaklah sama, tetapi khusus Posdaya Bougenville boleh saya katakan cukup sukses memberdayakan warga RW 09 secara berkelanjutan. Tentunya, dengan melewati berbagai tantangan, seperti bagaimana memaksimalkan keterbatasan lahan untuk menjalankan program pemberdayaan tertentu, contohnya Kebun Bergizi dan penghijauan,” lanjut Intan.