Tarik Pengunjung, Menara Siger Tambah Fasilitas Kolam Pemancingan

JUMAT, 6 JANUARI 2017

LAMPUNG — Lokasi wisata kawasan Menara Siger yang terletak di Kecamatan Bakauheni Lampung Selatan terus melakukan penambahan fasilitas untuk menarik pengunjung. Beberapa fasilitas di menara berbentuk mahkota khas Siger tersebut diantaranya jogging track yang tersambung dengan seluruh areal untuk aktifitas olahraga. Ruangan dalam yang berisi tempat penjualan oleh-oleh khas Lampung serta beberapa lantai yang bisa digunakan pengunjung melihat Selat Sunda dan Pulau Jawa di kejauhan. Selain itu sebelumnya fasilitas tambahan telah dibuat meski mengalami kerusakan diantaranya jam matahari, wahana flying fox serta sarana olahraga panjat dinding. Khusus untuk teropong pantau dengan sistem koin dibuka saat hari hari tertentu.
Menara Siger yang selalu ramai dikunjungi saat akhir pekan
Mendampingi kepala unit pelaksana tekhnis (UPT) Menara Siger, Taufik, salah satu pengelola Menara Siger, Ello menyebutkan, satu wahana baru yang ditambahkan di area Menara Siger diantaranya pemanfaatan kolam yang ada di wilayah tersebut. Sebuah kolam berukuran besar dengan luas sekitar 250 meter persegi terus dikembangkan menjadi lokasi memancing yang dipersiapkan bagi masyarakat penghobi memancing. Faasilitas tersebut juga terhubung dengan sarana jogging track dan beberapa saung bisa digunakan untuk istirahat. Pengunjung pun tak perlu khawatir mencari makanan dan minuman karena beberapa pedagang sudah tersedia di area dalam kawasan Menara Siger.
“Kolam yang ada sudah terbentuk secara alami dan saat musim hujan ini airnya bertambah banyak dengan ditebar ikan air tawar jenis lele, mujahir, patin yang bisa dipancing pada saat akhir pekan,”ungkap Ello pengelola Menara Siger saat dikonfirmasi Cendana News, Jumat (6/1/2017).
Kolam yang diperbolehkan untuk aktifitas memancing pada akhir pekan Jumat hingga Minggu tersebut menurut Ello rencananya masih akan ditambah beberapa saung untuk berteduh sekaligus untuk rekreasi. Selama ini pemancing masih menggunakan sarana jembatan dari bambu yang menyerupai rakit dan sebagian memancing dari lokasi jogging track. Penambahan jenis ikan yang akan ditebar di kolam pemancingan tersebut juga akan dilakukan seiring dengan musim penghujan yang turun di sebagian wilayah Lampung.
Meski sebagian fasilitas Menara Siger di beberapa bagian sudah dalam kondisi memprihatinkan diantaranya keramik yang terlepas, serta beberapa paving blok yang mulai hancur namun antusiasme masyarakat untuk mengunjungi Menara Siger masih terlihat tinggi. Data kunjungan wisatawan pada saat malam akhir tahun 2016 dan pergantian tahun 2017 tercatat sebanyak 4.000 lebih pengunjung yang mendatangi Menara Siger.
Lokasi yang cukup strategis dengan jarak dari Pelabuhan Bakauheni hanya sekitar 150 meter dan ditempuh dari Merak Banten hanya sekitar 2,5 jam membuat destinasi wisata tersebut sering dikunjungi. Setiap hari Jumat dan akhir pekan kawasan Menara Siger bahkan digunakan sebagai lokasi untuk aktifitas olahraga terutama bagi masyarakat sekitar dengan adanya fasilitas lapangan futsal, lapangan bolla volley, amphiteater yang cukup luas bagi para penonton.
Cukup membayar tiket masuk Rp5.000 bagi kendaraan bermotor dan Rp15.000 bagi kendaraan mobil pengunjung bisa naik ke lantai enam Menara Siger dengan ratusan anak tangga. Beberapa display baju adat Lampung, kaos Lampung, kereta kencana, foto foto tentang kabupaten kabupaten di Lampung juga ditampilkan di lantai dasar untuk mengetahui beberapa destinasi wisata yang ada di provinsi Lampung.
Kolam pemancingan Menara Siger digunakan warga untuk memancing
Selain banyak dikunjungi pengunjung dari luar daerah Lampung, lokal, kawasan Menara Siger juga menjadi lokasi favorit warga sekitar untuk menikmati suasana pagi menunggu Matahari terbit yang berada di balik Pulau Rimau dan melihat matahari terbenam dari balik Gunung Rajabasa. Kawasan di depan Menara Siger yang berada di titik pertemuan Jalan Lintas Timur Sumatera dan Jalan Lintas Sumatera dengan dibangunnya kawasan kuliner juga sering digunakan anak anak muda untuk aktifitas sore hari dengan kondisi trotoar yang cukup lebar untuk para pejalan kaki.

Jurnalis : Henk Widi / Editor : ME. Bijo Dirajo / Foto : Henk Widi

Lihat juga...