Jurnalis : Miechell Koagouw / Editor : Koko Triarko / Foto : Miechell Koagouw
Tren
- Jakarta Perlu Program Massal PISA
- Titiek Soeharto Dukung Pengembangan Peternakan Modern di Gunungkidul
- Titiek Soeharto Terima Buku Dokumentasi Tetenger Monumen KUD pertama di Indonesia
- Keluarga Henk Ngantung Siap Gelar Pameran Lukisan Perjuangan dan Proklamasi
- Gita Bahana Nusantara 2025, Wadah Kebhinekaan di Indonesia
- Inovasi Bawaslu Kulon Progo: Lomba Puisi untuk Mencintai Demokrasi
- Galakkan Literasi di Kulon Progo, Sastra-Ku Luncurkan Kumcer “Perisai Pecah Mata Air”
- Amnesti-Abolisi : Perang Asimetris?
- Binatang Intim dan Dunia Infantil Rayni N Massardi
- Amnesti-Abolisi “Membeli” Oposisi ?
“Kami membentuk kelompok-kelompok kecil saat memulai Tabur Puja di sini. Ada 12 kelompok, masing-masing kelompok berjumlah lima orang, dipimpin seorang Penanggung Jawab atau PJ. Setelah melewati banyak perubahan maupun kebijakan dari Yayasan Damandiri, turut merampingkan kelompok Tabur Puja Posdaya Melati 1 menjadi enam kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan dua puluh lima orang,” tambah Budiarti.
Dana awal yang didapat Tabur Puja Posdaya Melati 1 dimulai dengan angka Rp 20.000.000. Dana tersebut bertambah setiap minggunya dalam jumlah yang sama seiring pertambahan jumlah anggota yang ikut Tabur Puja. Sampai akhirnya pada 2016, dengan jumlah anggota Tabur Puja aktif di Posdaya Melati 1, perputaran dana sudah mencapai kurang lebih Rp. 200 Juta, dengan besar pinjaman ke masing-masing anggota antara Rp. 2-4 Juta, dengan jangka waktu pengembalian yang digunakan selama 10 bulan.
“Saat ini, anggota Tabur Puja Posdaya Melati rata-rata sudah memasuki putaran pinjaman kedua hingga keempat. Pencapaian ini kami lakukan dalam jangka waktu hampir dua tahun sejak Maret 2015 hingga sekarang. Pinjaman kepada anggota digunakan untuk membuka usaha-usaha kecil alias berdagang minuman ringan, cemilan, kue kering, kue basah, lauk pauk, mie ayam, mie bakso, nasi uduk, lontong sayur, katering hingga jual-beli baju, keset, selimut, tupperware serta handuk,” jelas Budiarti.
Dari pencapaian akan pemberdayaan aspek wirausaha ekonomi kecil atau mikro yang dialami anggota Posdaya Melati 1, masih ada pekerjaan rumah yang mereka pikirkan sekarang, yaitu mengaktifkan kembali kelompok tani dan penghijauan yang sempat terhenti karena dulu daerah ini kerap dibelit musibah banjir kiriman sebelum normalisasi Kali Ciliwung, dan kegiatan Bank Sampah untuk pemberdayaan aspek lingkungan bagi warga sekitarnya.
Lihat juga...