Perekonomian di Balikpapan Lesu, Penghasilan Sopir Taksi Pun Turun

KAMIS, 26 JANUARI 2017

BALIKPAPAN — Belum pulihnya sektor industri andalan tambang batu bara sejak 3 tahun terakhir di Provinsi Kalimantan Timur, berdampak pada sektor transportasi, khususnya angkutan darat dalam kota seperti taksi. Dalam 3 tahun terakhir ini, jumlah penumpang yang diangkut oleh taksi terus tergerus.

Mistiko, Pengelola Taksi di Balikpapan

“Sejak pertambangan di Kalimantan Timur mulai turun pada akhir 2013 lalu, penumpang yang menggunakan taksi berkurang. Bahkan, tiga tahun terakhir turun hingga enam puluh persen,” ungkap salah-satu pengelola Taksi di Balikpapan, Mistiko, Kamis (26/1/2017).

Menurutnya, saat sektor industri andalan pertambangan di provinsi ini masih jaya hingga awal 2013, penumpang yang diangkut menggunakan taksi meningkat. Namun, sejak sektoral andalan anjlok, jumlah penumpang turut turun. Kondisi turunnya penumpang ini sangat mempengaruhi omzet dan setoran penumpang. Bahkan, juga masih diperparah dengan defisitnya anggaran Pemerintah.
“Tambang turun, anggaran pemerintah di daerah juga defisit, ya otomatis penumpang yang naik taksi juga berpikir untuk hemat,” ulasnya.

Dikatakan pula, turunnya jumlah penumpang sangat berdampak pada omzet dan setoran sopir, sehingga di 2016 kemarin setoran sopir per hari diturunkan. “Dulu, waktu penumpang yang diangkut tinggi, setoran bisa dua ratus ribu rupiah per hari. Sekarang diturunkan menjadi dua puluh lima ribu rupiah per hari. Turunnya ini untuk meringankan sopir, agar tidak terbebani mengingat susahnya mencari penumpang,” tandasnya.

Mistiko mengatakan, pihaknya mengelola 146 armada taksi yang beroperasi di Balikpapan. Sedangkan di Kota Balikpapan tersebut terdapat 12 pengusaha taksi dengan jumlah kepemilikan armada 100-200 unit. Ia berharap, kondisi ekonomi daerah segera pulih, sehingga berdampak pada pertumbuhan sektor ekonomi lainnya seperti sektor transportasi dengan armada taksi ini.

Jurnalis : Ferry Cahyanti / Editor : Koko Triarko / Foto : Ferry Cahyanti