Damandiri Giatkan Industri Daur Ulang Warga Setu Cipayung

MINGGU, 15 JANUARI 2017

JAKARTA — Jejak Pemberdayaan Yayasan Damandiri — Industri kreatif rakyat banyak bermunculan dewasa ini. Salah satunya adalah kerajinan tangan dengan menggunakan sampah rumah tangga. Bungkus atau sachet sabun cuci, minyak goreng, kopi, pengharum pakaian, sabun mandi, koran, kain percak, majalah bahkan bekas kemasan pasta gigi  sebagai bahan bakunya. Hasil produksinya bisa berupa tempat tissue, alas mangkuk sayur, tempat pulpen, tas sekolah, bunga imitasi, sampai alas gelas maupun alas botol minuman.
Kiri atas: Bunga imitasi aneka warna dari bungkus pewangi pakaian; Kanan atas: Tempat pinsil warna dari stick es krim karya bocah Syahilla; Kiri bawah: Tempat pulpen dari lembaran majalah bekas; Kanan bawah : Alas mangkuk sayur karya seorang lansia berusia 70 tahun
Nama industri kreatif memanfaatkan sampah rumah tangga biasa disebut dengan industri daur ulang. Teknis pelaksanaannya bersinergi dengan keberadaan Bank Sampah di masing-masing lingkungan masyarakat. Posdaya Kenanga Setu, RW05, Kelurahan Setu, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, binaan Yayasan Damandiri adalah salah satu komunitas pemberdayaan masyarakat yang serius mengembangkan industri kreatif daur ulang.
Warga diberdayakan kreatifitasnya untuk membuat beragam perlengkapan rumah tangga maupun perlengkapan sekolah. Bungkus atau sachet kopi instan dibuat menjadi tas sekolah, koran bekas dirakit menjadi tempat tissue, lembaran majalah digulung rapi menjadi tempat pulpen, bekas kemasan pasta gigi dan kemasan pengharum pakaian dibentuk menjadi rangkaian bunga imitasi berwarna-warni serta stick es krim juga bisa dirangkai menjadi tempat pinsil warna.
“ Semua ini hasil kreasi ibu-ibu PKK Posdaya Kenanga Setu dan anak-anaknya dirumah. Bahkan alas mangkuk sayur dibuat oleh seorang warga lansia berusia 70 tahun. Hasil kreatifitas mereka kami beri modal etalase untuk dipajang di sejumlah tempat, seperti sekolah, warung kelontong sampai diikutsertakan dalam bazaar Posdaya maupun pameran kerajinan tangan di luar lingkungan Posdaya Yayasan Damandiri,” terang Akustika Widiastuti, Ketua Posdaya Kenanga Setu.
Hasil penjualan diberikan utuh kepada warga yang membuat kerajinan tangan tersebut. Namun jika yang membuatnya adalah kader Posdaya Kenanga Setu, ia akan menyisihkan untuk Kas Bank Sampah seikhlasnya. Harga yang dibanderol untuk hasil industri daur ulang berkisar antara 10 hingga 175 ribu rupiah. Pengurus juga melayani pemesanan dari perorangan maupun kelompok. Pengerjaannya belum terlalu banyak, akan tetapi secara rutin hasil kerajinan warga dikumpulkan dari rumah ke rumah untuk dipamerkan di dalam etalase yang tersebar di beberapa tempat.
Belum menjadi penghasilan besar sebagai sandaran hidup bagi warga, akan tetapi perlahan membuka celah kreatifitas maupun celah penghasilan ke depannya secara bertahap. Berikut hasil dokumentasi Cendana News beberapa dari sekian banyak hasil industri daur ulang Posdaya Kenanga Setu.
Tempat tissue dari koran bekas

Tas sekolah dari bungkus sabun cuci dan kopi kemasan

Bunga imitasi aneka warna, sebagian besar dari kemasan pasta gigi

Jurnalis : Miechell Koagouw / Editor : ME. Bijo Dirajo / Foto : Miechell Koagouw

Lihat juga...