Kantata Natal dan Pesan Kebhinnekaan dari Charismatic City Church

MINGGU, 25 DESEMBER 2016

JAKARTA — Sabtu (24/12/2016), petang, tepat pukul 17.00 WIB dimulailah ibadah Malam Natal di Christian City Church (CCC) di Grha Oikumene Lantai 5, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat. Gereja CCC yang berada di Lantai 5 Grha Oikumene tampak mulai didatangi jemaat dari seluruh wilayah Jabodetabek sejak pukul 16.30 WIB.
Salah Satu Adegan Kantata Natal Ketika Maria dan Yusuf bertemuu dengan Harun, pemilik penginapan di Bethehem
Ibadah dibuka dengan puji-pujian gospel (lagu rohani) dari singer yang diiringi pemain musik Gereja CCC. Setelah doa pembukaan ibadah, dimulailah rangkaian acara Malam Natal CCC 2016, dengan choir atau paduan suara sebagai rangkaian dari Kantata Natal CCC 2016, yang mengangkat tema Repeat The Sounding Joy atau menyerukan berita suka-cita kepada dunia. Kristus datang ke dunia membawa suka-cita di tengah keadaan dunia yang tidak menentu arahnya. Karena itu, hanya di dalam Kristus saja sumber sukacita abadi.

Kantata Natal menceritakan tentang proses perjalanan Maria dan Yusuf, Orangtua Yesus, kala harus pergi ke Bethlehem untuk melakukan persalinan. Sampailah Maria dan Yusuf di penginapan milik Harun dan Hana di Bethlehem. Karena sudah penuh, akhirnya Harun dan Hana memberikan sebuah kandang keledai di belakang penginapan untuk persalinan Maria, sekaligus tempat menginap bagi keduanya (Maria dan Yusuf).
Awal Sakramen Malam Kudus ketika lampu ruangan dipadamkan.
Di lain tempat, tiga orang gembala domba bernama Ruben, Ehud dan Asher didatangi malaikat Allah untuk mengabarkan, bahwa telah lahir Bayi Yesus di Kota Bethlehem dengan bintang terang sebagai pertanda tempat kelahiran-Nya. Setelah mendapatkan kabar itu, ketiga gembala tersebut berangkat ke Bethlehem untuk mencari tempat lahirnya Yesus.
Kantata Natal perlahan membawa seluruh jemaat memasuki siraman rohani atau khotbah Natal dari Ps. Suwandoko. Dalam pesan Natal-nya kali ini, beliau mengajak seluruh jemaat untuk merefleksikan semangat serta kegembiraan akan Kelahiran Yesus sebagai sebuah momentum untuk merekatkan sesama umat manusia, dimulai dengan orang-orang terdekat, misalnya keluarga. Dari keluarga yang rukun dan damai, dipercayai akan membawa kedamaian pula bagi orang-orang di sekitar keluarga tersebut.
“Hendaknya setiap orang menjadi terang bagi orang lain di sekitarnya, sesuai tauladan yang dibawa Yesus Kristus,” demikian Ps. Suwandoko, menutup pesan Natal 2016.
Lonceng Natal sebagai simbol berita suka-cita Kelahiran Yesus Kristus.
Akhirnya, ibadah Malam Natal 2016 ditutup dengan sakramen Malam Kudus. Seluruh lampu di ruangan dipadamkan untuk kemudian menyalakan  sembilan lilin utama di depan, diikuti nyala kelap-kelip lilin fosfor di tangan para jemaat.
Satu keistimewaan dari jemaat serta simpatisan Gereja CCC adalah, mereka berkumpul menjadi satu dari banyak etnis keturunan dan suku dari seluruh Indonesia. Sebut saja dari Jawa, Sulawesi, Sumatera, Papua, Maluku, Tionghoa, India, Arab dan Eropa. Seluruh jemaat beserta simpatisan hidup berdampingan dalam semangat saling menghargai antara satu sama lain, agar semakin merekat erat hari lepas hari.
Hidup rukun bersama dalam suatu komunitas besar dalam semangat kebhinnekaan, itulah yang terpancar dari seluruh jemaat kala selesai ibadah Malam Natal. Mereka beramah-tamah dalam dengan makan malam bersama. Semua berbaur menjadi satu, saling mengakrabi, saling menyapa dan saling menceritakan kabar masing-masing tanpa ada batasan dalam semangat Malam Natal 2016 yang sederhana dan suci.

Jurnalis : Miechell Koagouw / Editor : Koko Triarko / Foto : Miechell Koagouw

Lihat juga...