
Para murid akan berjalan bersamaan, mengingat mereka harus melewati hutan dan padang ilalang sejauh 3 kilometer dari kampung Iligai di puncak gunung. Lama perjalanan anak-anak ini beber Ambros, sekitar 1,5 jam
Anak-anak kecil ini pun terpaksa harus membawa bekal makanan atau air untuk dimakan, saat usai jam pelajaran.
Jam pelajaran akan dimulai pukul 08.30 WITA dan berakhir 11.30 wita. Praktis kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung 3 jam saja.
Jalanan yang sama pun dilewati Cendana News saat bertandang ke sekolah tersebut. Tanah kapur dengan kerikil yang berserakan di jalan setapak terkadang membuat pejalan kaki terpeleset.

“Jika tidak hati-hati kita bisa jatuh ke dalam jurang atau terperosok di tebing batu,” tutur Ambros.
Jauhnya jarak ke sekolah, menyebabkan sekolah ini hanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) hari Senin sampai Jumat. Sementara hari Sabtu anak murid diliburkan.
“Biar anak-anak istirahat dua hari supaya hari Senin bisa ke sekolah,” jelas Ambros.
Posyandu Dijadikan Kelas
Meski sudah berstatus sekolah negeri, praktis hanya memiliki sebuah ruang kelas berdinding tembok dengan berlantai tanah, dengan ukuran panjang 6 meter dan lebar 4 meter. Ruangan kelas ini dipakai untuk kegiatan belajar mengajar dua kelas.
“Bagaimana mau pintar, dalam satu ruangan ada dua kelas.Kasihan anak didik dan gurunya. Tapi mereka sudah terbiasa karena sudah lama seperti ini,”ungkap Ambros.
Terdapat 4 kelas di sekolah ini, sehingga dua kelas lainnya harus belajar di Posyandu. Bangunan sederhana ini terletak diantara posyandu dan ruang kelas permanen.
Ruang kelas darurat ini hanya disekat memakai bambu belah (Halar) ala kadarnya dan tidak seluruhnya. Atap ruang kelas memakai seng namun lantainya masih tanah.