Tewasnya Penerjun Wanita Asal Yogyakarta Diduga Karena Perubahan Angin

SABTU, 26 MARET 2016
Jurnalis : Koko Triarko / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber Foto: Koko Triarko 

YOGYAKARTA — Meski terjadi musiba yang menewaskan seorang atlit penerjun saat melakukan terjun payung dalam acara eksibisi, even Jogja Air Show (JAS) 2016 yang direncanakan digelar hingga Senin 27 Maret 2016 tetap dilangsungkan. Sementara itu, pihak terkait masih melakukan penyelidikan guna mencari penyebab jatuhnya seorang penerjun asal Yogyakarta yang sudah tergolong senior.
Danlanud Adisucipto Yogyakarta, Marsma TNI Imran Baidirus
Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Adisucipto Yogyakarta, Marsma TNI Imran Baidirus, ditemui di markasnya, Sabtu (26/3/2016) menjelaskan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan guna memastikan penyebab terjadinya musiba yang mengakibatkan seorang atlit penerjun asal Yogyakarta, Wika Milati Mulaningtyas meninggal saat melakukan penerjunan eksibisi di Laut Selatan Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta.
Sejauh ini, penyebab sementara jatuhnya penerjun Wika di laut diduga akibat adanya perubahan arah angin, dan saat terjatuh di laut almarhumah jatuh tepat di puncak gulungan ombak. 
“Almarhumah ini merupakan putri dari Serka Sudaryono, anggota Rumah Sakit Harjolukito Yogyakarta”, jelas Imran, yang saat ditemui didampingi pula oleh Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Adisucipto, Mayor Sus Giyanto dan Penanggungjawab Penerjunan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI), Hendro Satriyo.
Penanggungjawab FASI, Hendro Satriyo
Dalam keterangannya kepada pers, Hendro Satriyo menjelaskan, almarhumah merupakan penerjun yang cukup berpengalaman. Sejauh ini  tercatat sudah melakukan penerjunan sebanyak 125 kali. Alamrhumah juga pernah mendapatkan training water jump, sehingga dari segi keahlian sudah cukup teruji. 
“Almarahumah sebenarnya juga sedang kita siapkan untuk mengikuti berbagai kejuaraan terjun payung”, ujarnya.
Masih menurut Hendro, almarhumah yang sudah bergabung dengan FASI sejak tahun 2006, selama dua tahun terakhir ini juga intens melakukan latihan terjun payung. Karena itu, pihaknya mengaku terkejut dengan musibah itu. Apalagi, kata Hendro, saat itu kondisi cuaca dalam keadaan normal dan hanya almarhumah saja yang terpisah dari peserta penerjun lainnya. 
Hingga berita ini diturunkan, pihak keluarga almarhumah belum bersedia memberikan keterangan. Tampak duka masih menyelimuti keluarga di rumah duka almarhumah di Blok H-3 Komplek Pangkalan Udara Adisucipto Yogyakarta. Direncanakan, alamrhumah akan dimakamkan esok hari, di Taman Makam Keluarga TNI AU, Kradenan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. 
Lihat juga...