Colenak Murdi Putra, Cemilan Jadul yang Tetap Diburu

SABTU, 26 MARET 2016
Jurnalis: Rianto Nudiansyah / Editor : ME. Bijo Dirajo / Sumber foto: Rianto Nudiansyah

BANDUNG — Setiap daerah di Nusantara pasti memiliki makanan khas, tak terkecuali di Kota Bandung. Peyeum alias tapai singkong merupakan salah satu makanan asli dari Tanah Parahyangan. Jika anda menyukai makanan fermentasi ini, tentu anda juga akan menggemari colenak. Ya, colenak memiliki arti dicocol dan enak. Pada dasarnya, makanan ini berbahan baku tape singkong yang dibakar lalu diberi toping kinca gula merah dan kelapa. 
Tape Singkong yang dibakar
Jika ingin merasakan cemilan ini, tak ada salahnya anda datang ke  ‘Colenak Murdi Putra’, di Jalan Cicadas, Kota Bandung. Sejak 1930 lalu berdiri kini  colenak yang dijajakan di tempat ini sudah mengalami banyak inovasi.
“Selain yang original kita sediakan juga yang rasa durian dan rasa nangka,” tutur pengelola Colenak Murdi Putra, Bety Nuraety (44) kepada Cendananews, Sabtu (26/3/2016).
Bety adalah generasi ketiga yang meneruskan usaha Colenak ini. Namun hingga kini masih mempertahankan cara lama dalam hal pembuatan colenak. Misalnya saja cara membakar tape singkong yang masih menggunakan arang. Juga memasak kinca gula merah di atas api dari kayu bakar.
“Dari dulu memang seperti ini cara buatnya, karena kan kalau pakai kompor nanti wanginya tidak keluar. Jadi tidak khas lagi,” ujarnya.
Soal tapai singkong, dia menggunakan jenis peyeum bodas atau tapai singkong putih. Karena rasanya tidak terlalu manis dan ada rasa masam hingga sangat padu bila dilahap dengan kinca yang manis.
Namun dia mengaku untuk mendapatkan peyeum bodas tersebut cukup sulit. Dia biasanya mendatangkan langsung dari produsen di daerah Cimeunyan, Kabupaten Bandung.
“Ada juga kan peyeum mentega yang warnanya agak kuning. Kalau pakai itu selain lembek juga terlalu manisrasanya,” sambung Bety.
Untuk satu porsi Bety membanderol colenak buatannya dengan harga Rp.10.000. Harga ini cukup bersahabat dengan kantong pelajar sekalipun.
“Meskipun makanan ‘Jadul’ tapi yang beli juga tidak hanya orang tua yah. Banyak juga pelajar yang datang atau anak muda. Biasanya dibawa pulang,” ungkapnya.
Kendati tidak menggunakan bahan pengawet, dia mengaku colenaknya bisa bertahan selama dua hari. Namun bila didalam lemari pendingin bisa tahan sampai satu minggu.
“Karena kan dari gulanya ini ada pengawet alami, jadi tidak akan cepat basi,” pungkas Bety.
Lihat juga...