JUMAT, 5 FEBRUARI 2016
Jurnalis: Zulfikar Husein / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Zulfikar Husein
ACEH—Dalam satu bulan terakhir, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara mencatat telah menemukan 3 balita alami gizi buruk. Ketiganya mengalami busung lapar setelah kekurang asupan gizi serta pembiaran dari pihak orang tua.
![]() |
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, dr Mahrozal |
Kepala Dinas Kesehataan (Dinkes) Kabupaten Aceh Utara, dr. Mahrozal, mengungkapkan, penderita gizi buruk paling banyak ditemukan di kawasan pedalaman. Kemiskinan menjadi salah satu alasan balita di wilayah pedalaman tersebut kekurang asupan gizi sehingga menderita busung lapar.
“Kita terus mencari ya kasus-kasus gizi buruk dan gizi kurang di Aceh Utara. Kalau terdapat kita akan lakukan pemulihan, dengan memberikan makan-makan bergizi. Selama kasus sering kita temukan di daerah pedalaman,” ujar Makhrozal, kepada Cendana News, Jumat (5/2/2016).
Kadis kesehatan itu menambahkan, sepanjang 2015, ditemukan sebanyak 13 kasus balita menderita gizi buruk di Aceh Utara. Sementara tahun 2016, pihaknya sudah mendata sebanyak 3 orang balita. Namun katanya, jumlah ini bisa saja bertambah, kalau para orang tua membiarkan anaknya tidak diberi makanan sehat.
Salah satu upaya yang dilakukan Dinkes, katanya, saat ini terus berupaya untuk mendeteksi lebih banyak kasus gizi buruk. Untuk mengantisipasi penyakit tersebut, katanya, Dinkes Aceh Utara mengadakan program ‘kejar tindak.
“Jadi kita di Aceh Utara punya program kejar tindak namanya, setiap balita di desa-desa itu harus didata oleh bides (bidan desa, red), jadi anak-anak balita yang tidak dibawa ke posyandu, akan dijemput oleh pihak bidan desa dan puskesmas,” katanya.
Makhrozal mencontohkan, mislanya dalam satu desa terdapat 20 balita, namun yang dibawa ke puskesmas hanya 15 orang, maka bides serta awak puskesmas wajib mencari lima balita lagi tersebut. “Lalau kita tindak, kita beri tambahan makanan, bila perlu kita bawa ke puskesmas,” pungkas Makhrozal.