ACEH—Kondisi makam Sultan Kerajaan Islam pertama di Nusantara, Sultan Malikussaleh, di Desa Beuringin, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, dalam kondisi memprihatinkan. Makam terlihat seperti tidak terurus.

Penjaga makam Sultan Malikussaleh, Ahmad Yus, mengeluhkan minimnya perhatian dari warga dan pemerintah terhadap kondisi cagar budaya tersebut. Ia pun meminta, mahasiswa yang ada di kabupaten tersebut mau menunjukkan kepeduliannya melalui aksi sosial.
Lelaki yang sudah merawat dan menjaga makam Malikussaleh selama 32 tahun tersebut menambahkan, di Aceh banyak instansi termasuk perguruan tinggi yang menggunakan nama Malikussaleh. Namun, menurutnya perhatian mereka sangat kurang.
“Seperti Unimal (Universitas Malikussaleh), tolong sampaikan sama dosen di Unimal, kalau bisa mahasiswanya diajak kesini untuk melakukan aksi bersih-bersih. Unimal kan pakai nama Malikussaleh, sisihkan sedikit tenaga untuk membantu kebersihan di makam Malikussaleh,” ujar Ahmad Yus, Rabu (10/2/2016).
Ia menambahkan, selama ini makam selalu ramai dikunjungi para peziarah. Baik warga sekitar, maupun warga luar daerah. Selama ini, katanya ia dibantu cucunya membersihkan sendiri makam tersebut semampunya.
Menurutnya, permintaannya tersebut bukan saja untuk meringankan sedikit bebannya. Namun juga sebagai bentuk sikap kepedulian kepada bukti-bukti dan nilai sejarah. “Jangan hanya pakai namanya saja, tapi yang punya tenaga, bantu tenaga, yang punya sedikit uang, bantu sedikit uang, yang punya waktu sishkan waktu dan bantu apapun yang bisa membuat makam ini tetap terawat dan terjaga kondisinya,” katanya.