Lebih Prospektif, Pengembang di Kalimantan Timur Memilih Membangun Rumah MBR

KAMIS, 21 JANUARI 2016
Jurnalis: Ferry Cahyanti / Editor: Gani Khair / Sumber foto: Ferry Cahyanti

BALIKPAPAN—Penjualan rumah kelas menengah atas dan mewah hingga pertengahan tahun ini diperkirakan masih belum pulih seperti tahun sebelumnya. Hal itu diungkapkan Sekretaris Umum Real Estate Indonesia (REI) Kalimantan Timur Bagus Susetyo saat dihubungi, Kamis (21/1/2016).

Salah satu lokasi perumahan rumah menengah atas di Balikpapan
Menurutnya, penjualan rumah kelas menengah keatas sejak tahun 2015 lalu mengalami penurunan sekitar 60 persen dari rumah yang disediakan. Tapi ia yakin tetap penjualan akan tumbuh karena masyarakat tetap butuh tempat tinggal.
“Tahun lalu penurunan cukup tinggi. Kondisi masih akan terjadi sampai pertengahan tahun meski ada penurunan suku bunga,” beber Bagus.
Bagus menjelaskan penurunan ini terjadi karena menurunnya industri andalan di Kalimantan Timur yakni pertambangan batu baru memberikan dampak cukup signifikan pada sub sektor lainnya.
Selain itu, jika pemerintah dan bank sentral dapat menurunkan suku bunga sesuai dengan harapan Presiden, yakni pada kisaran 4%-6%, pelaku usaha perbankan mungkin akan lebih terdorong untuk turut menyesuaikan suku bunganya masing-masing.
Edi Djuwedi Ketua Rei Balikpapan
“Apabila itu terealisasi maka penjualan rumah melalui kredit pun dapat turut terdongkrak. Saat ini, hanya pembelian rumah khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), yang mendapatkan subsidi dan keringanan berupa suku bunga rendah yang flat (tetap),” katanya.
Bagus memprediksikan untuk tahun ini yang akan mengalami pertumbuhan dalam penjualan adalah rumah menengah ke bawah. Untuk itu, para pengembang di Kaltim akan lebih banyak membangun unit rumah kelas menengah kebawah dan rumah tapak sederhana yang menjadi bagian dari program rumah murah untuk rakyat.
Berdasarkan yang ia miliki, ada lima pengembang di Samarinda dan delapan pengembang di Balikpapan yang akan membangun perumahan tapak sederhana. 
“Tahun lalu target pembangunan rumah tapak sederhana mencapai 2.500 unit, yang baru terbangun 1.800 unit,” imbuhnya.
Hal yang sama juga dikatakan Ketua REI Balikpapan Edi Djuwedi. Menurutnya, prospek penjualan rumah menengah keatas dan mewah masih sama dengan tahun 2015 karena gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terjadi.
“Akan banyak yang beli rumah menengah kebawah sehingga tahun ini pengembang juga akan mebangun rumah tapak sederhana,” pungkasnya seraya menegaskan bahwa minat masyarakat untuk membeli rumah tapak sederhana masih akan tumbuh pada tahun ini.
Lihat juga...