Gereja Tua Sikka, Bangunan Kuno Gaya Eropa Berpadu Motif Inkulturatif Tenun Ikat

Kayu – kayu penopang atap di bagian dalam membentuk kerucut, saling mengait dan menyilang.
“Tiang kayunya masih seperti dulu hanya ada kayu bagian depan saja yang berada dekat pintu sekitar 2 meter sudah keropos dan diganti. Lantainya dipasang keramik dimana dari dulu lantainya semen. Bagian altarnya juga dulunya rata saja sekarang ditinggikan sedikit. Kaca yang rusak mau diganti tapi kurang begitu baik sehingga dibiarkan saja. Warna bangunan tetap seperti semula hanya  di cat ulang saja “ jelasnya.
Seorang perempuan tua warga Sikka yang dijumpai Cendana News di depan gereja menyebutkan bahwa gereja tua ini pernah hendak dihancurkan Belanda seraya menunjukan dua meriam yang di pajang di depan tangga pendopo pastoran. Ketika Cendana News menanyakan hal ini, baik Res maupun Goris membantahnya. Menurut Goris, dua buah meriam kecil tersebut merupakan peninggalan Portugal. Kalau dikatakan hendak digunakan menghancurkan gereja, Goris mengaku tidak pernah mengetahuinya. Ia hanya menjelaskan, pernah ada bruder-bruder  SVD menawarkan agar dibangun satu gereja yang baru dan gereja lama dibongkar. Tapi dengan syarat, kayu-kayu jati tersebut diserahkan kepada mereka. Tapi hal ini tidak terlaksana sebab tidak ada kesepakatan dengan umat dan pastor yang bertugas di Gereja Sikka.
Warna Asli
Bangunan gereja tua ini jika dilihat dari depan berbentuk kerucut dua susun. Pada bagian depan pintu dibangun sebuah atap kecil berbentuk sama hanya lebih pendek dengan ketinggian sekitar 3 meter. Atap tersebut ditopang dua buah kayu yang disatukan dengan sebuah kayu melintang diatasnya. Kayu berbentuk segi empat ini semunya selebar ± 15 sentimeter. Kayu penopang ini berdiri diatas landasan batu kali disusun setinggi ± 40 sentimeter.
Kedua tiang penopang ini juga disatukan sejajar dengan kayu di ditembok dinding gereja masing – masing sepanjang 1,5 meter. Lebar kayu berbentuk segi empat ini ± 20 sentimeter dimana pada bagian tengahnya masing –masing dipasang sebuah kayu penahan dengan lebar lebih kecil ± 10 sentimeter. Empat buah kayu yang dipasang menyilang dibawahnya selain berfungsi menambah daya ikat juga membuatnya terlihat lebih indah. 
Pintu kayu dengan tinggi ± 2 meter berwarna cokelat muda terdiri dari dua daun pintu masing-masing selebar ± 50 sentimeter. Bagian atas pintu setinggi ± 35 sentimeter terdapat 4 buah lubang angin dengan tiga kayu di tengahnya sebagai pembatas. Lubang angin dari kayu lengkung dibentuk menyerupai bulat telur dan diberi guratan garis–garis kecil. Kiri kanan tembok depan pintu masuk terpasang masing–masing dua kaca tertutup rapat. Kaca bergambar motif kuno ini masing-masing setinggi 1 meter dan 1,5 meter.

Lihat juga...