Menurut Nyoman, Ngaben Ngerit merupakan sarana untuk proses kremasi jenazah yang dilakukan oleh keluarga keluarga yang memiliki anggota keluarga sudah meninggal. Ngaben Ngerit dilakukan selain mengambil waktu khusus saat sebagian keluarga bisa mengikuti kegiatan ngaben juga untuk saling membantu.
Secara umum pelaksanaan Ngaben bagi masyarakat Hindu Bali memiliki waktu tertentu. Bahkan menurut salah satu warga bernama Nyoman, Ngaben tidak senantiasa dilakukan dengan segera. Untuk anggota kasta yang tinggi, sangatlah wajar untuk melakukan ritual ini dalam waktu 3 hari. Tetapi untuk anggota kasta yang rendah, jenazah terlebih dahulu dikuburkan dan kemudian, biasanya dalam acara kelompok untuk suatu kampung, dikremasikan.
Tujuan ngaben dilakukan untuk menyucian roh leluhur orang sudah wafat menuju ketempat peristirahatan terakhir dengan cara melakukan pembakaran jenazah. Dalam diri manusia mempunyai beberapa unsur, dan semua ini digerakan oleh nyawa/roh yang diberikan Sang Pencipta. Saat manusia meninggal, yang ditinggalkan hanya jasad kasarnya saja, sedangkan roh masih ada dan terus kekal sampai akhir jaman. Di saat itu upacara Ngaben ini terjadi sebagai proses penyucian roh saat meninggalkan badan kasar.
Upacara Ngaben ini dianggap sangat penting bagi umat Hindu di Bali dan juga bagi warga Hindu Bali yang sudah merantau ke Lampung dan di manapun, karena upacara Ngaben merupakan perujudan dari rasa hormat dan sayang dari orang yang ditinggalkan, juga menyangkut status sosial dari keluarga dan orang yang meninggal. Dengan Ngaben, keluarga yang ditinggalkan dapat membebaskan roh/arwah dari perbuatan perbuatan yang pernah dilakukan dunia dan menghantarkannya menuju surga abadi dan kembali berenkarnasi lagi dalam wujud yang berbeda.