
LAMPUNG — Ribuan umat Hindu Bali di Desa Sumbernadi Kecamatan Ketapang Lampung Selatan Provinsi Lampung terlihat berbondong bondong menuju lokasi upacara atau ritual penghormatan terakhir bagi jasad keluarga, kerabat mereka yang sudah meninggal dengan upacara pembakaran jenazah atau kremasi umat Hindu. Kaum laki laki terlihat mengenakan pakaian upacara khusus dengan ciri khas udeng di kepala, sementara kaum wanita mengenakan pakaian kebaya sebagai bagian ritual suci untuk Ngaben yang dilangsungan di desa yang mayoritas penduduknya berasal dari daerah Bali tersebut.
Arak arakan menjadi prosesi awal untuk membawa puluhan wadah atau tempat yang digunakan untuk menyimpan jenazah beriringan dengan diangkat oleh para pemuda desa. Wadah yang digunakan pun terlihat memiliki bentuk yang berbeda beda yang sebagian besar memiliki keindahan seni secara visual dengan warna warna menarik dan ukuran berbeda beda sesuai kemampuan keluarga yang melaksanakan ngaben.
Kata Ngaben sendiri mempunyai pengertian bekal atau abu yang semua tujuannya mengarah tentang adanya pelepasan terakhir kehidupan manusia. Dalam ajaran Hindu Dewa Brahma mempunyai beberapa ujud selain sebagai Dewa Pencipta Dewa Brahma dipercaya juga mempunyai ujud sebagai Dewa Api. Jadi upacara Ngaben sendiri adalah proses penyucian roh dengan cara dibakar menggunakan api agar bisa dapat kembali ke sang pencipta, api penjelmaan dari Dewa Brahma bisa membakar semua kekotoran yang melekat pada jasad dan roh orang yang telah meningggal.
Warga Desa Sumbernadi Kecamatan Ketapang Lampung Selatan Provinsi Lampung melakukan upacara pembakaran jenazah (ngaben) bagi anggota keluarga yang sudah meninggal pada Rabu (16/09). Menurut salah satu warga Desa Sumbernadi, Nyoman (45) upacara ngaben massal atau yang biasa disebut ngaben ngerit atau pitra yadnya dilakukan untuk mengaben sebanyak 26 sawe dan ngelungah yang ada di Sumbernadi dan diikuti oleh ratusan warga yang beragama Hindu di daerah tersebut.