Manfaatkan Salak Menjadi Panganan Khas Balikpapan “Cake Salak”

BALIKPAPAN — Ingin memberdayakan buah salak yang mudah diperoleh di kota Balikpapan, membuat Riswahyuni menciptakan ide kreatif makanan.
Perempuan kelahiran kota Balikpapan ini memberdayakan buah lokal salak ini dengan membuat cake salak. Idenya datang saat makan buah salak yang ternyata tidak semuanya manis. Padahal khasiat buah salak sangat banyak seperti mengatasi diare dan menjaga kesehatan mata.
Dengan berbekal hobby membuat kue dan memasak, akhirnya Riswahyuni mencoba memberdayakan buah salak menjadi cake salak yang bisa disukai banyak orang. 
“Hobby saya kan masak. Bagaimana caranya salak ini disukai banyak orang. Akhirnya coba buat cake salak,” ucapnya, Sabtu (8/8/2015).
Cake salak buatannya ternyata disukai kedua anaknya dan suami. Kemudian Ia mencoba memperbanyak buatan cake salamnya untuk dikonsumsi warga dan dijual bagi masyarakat yang ingin mencobanya. 
Lambat laun Oktober 2012, ia membuka usaha cake salak dirumah dan mencoba ikut lomba festival panganan khas kota Balikpapan tahun 2012. Dan akhirnya Riswahyuni memperoleh juara I untuk festival panganan khas Balikpapan tahun 2012.
Setelah menjadi juara, home industri miliknya jadi binaan Dinas Perindustrian Perdagangan Dan Koperasi (Disperindagkop) Balikpapan. Dengan menjadi binaan cake salak, produknya sering ikut pameran-pameran yang diselenggarakan pemerintah. 
“Dengan jadi binaan Disperindagkop maka kami sering diikutsertakan dalam pameran untuk mempromosikan produk khas balikpapan,” sambung Yuni panggilan akrabnya.
Awalnya Ia membuat cake salak dalam sehari hanya sebanyak 10 box dan dibantu satu orang karyawannya. Seiring berjalannya waktu dan makin banyaknya permintaan kini dalam sehari bisa membuat cake salak sebanyak 50 box dan dibantu 5 karyawannya.
Bahkan yang dulunya bermodal Rp150 ribu, kini dalam sehari bisa mengantongi Rp3.000.000 dan hasil itu 35% nya sudah dapat disisihkan sebagai keuntungannya dalam sehari. Home industri cake salak ini sekarang semakin dikenal masyarakat karena Yuni mempromosikan produknya melalui media sosial.
Tidak berhenti sampai menghasilkan cake salak, Yuni mengatakan buah salak juga dibuat dodol, brownies salak, Pia salak rumput laut hingga produk minuman sirup dan jamu. Produk yang dihasilkan dari buah salak ini sudah mencapai 15 item. 
Dengan berbagai produk yang dihasilkan dari buah salak tersebut, Dia membutuhkan tiga karung salak untuk memproduksi produknya. Dimana petani salak memasok 3 karung dalam dua hari. Adapun satu karungnya berisi 60 kilogram salak.
Selain itu, Ia juga menciptakan alat teknologi untuk menggiling dodol salak agar dodol yang dimasak dalam waktu 8 jam dan diaduk tidak membutuhkan waktu yang panjang dan energi. 
“Alat yang dimiliki bisa menghemat waktu dalam buat dodol,” serunya saat ditemui dirumahnya Perum Griya Permata Asri.
Yuni menambahkan usaha cake salak ini akan terus dijalankan dan akan selalu menjadi panganan khas Balikpapan. Cake salak buatannya semakin dikenal masyarakat Balikpapan maupun masyarakat luar daerah yang datang Ke Balikpapan. Promosi yang kini dilakukan dengan promosi di media sosial, kerjasama dengan Jne pada program pesona nusantara, dan media promosi lainnya.
Ia berharap dengan motivasi memberdayakan buah Salak, panganan khas Balikpapan ini dapat dikenal oleh masyarakat Indonesia. 
“Harapannya buah salak ini dan panganan cake salak khas Balikpapan bisa dikenal masyarakat,” kata ibu dua anak ini.
Bagi Anda yang ingin merasakan cake salak panganan khas Balikpapan ini dapat memesannya melalui website www.cakesalak.com. Harganya juga tidak mahal, anda cukup mengeluarkan uang Rp38 ribu untuk satu box ukuran 10x15cm dan Rp 55 ribu untuk ukuran 10×20 cm.

SABTU, 08 Agustus 2015
Jurnalis       : Ferry Cahyanti
Foto            : Ferry Cahyanti
Editor         : ME. Bijo Dirajo
Lihat juga...