Masjid YAMP Nurul Ilmi Akhirnya Direnovasi Setelah Seperempat Abad

PADANG – Tahun 1989, Soeharto meresmikan sebuah masjid yang cukup besar dan sangat menonjol bangunannya dari pada bangunan lain di areal kampus yang merupakan universitas pertama di Sumatera. Nurul Ilmi yang dalam bahasa Indonesianya berarti cahaya keilmuan.
Setelah melewati seperempat abad, salah satu masjid YAMP tersebut direnovasi total. Dan hal tersebut telah disetujui oleh Yayasan Amalbakti Muslim Pancasila melalui surat No: 013/Ses-YAMP/II, 2013 tentang Rencana Renovasi total Masjid Bantuan Renovasi total Masjid pada tanggal 5 Pebruari 2013.
Pembangunan infrastruktur di lingkungan kampus Unand, Limau Manis Padang mengalami perkembangan yang cukup pesat selama beberapa tahun terakhir ini. Setelah Gedung Convention Hall Unand diresmikan oleh Wamendikbud RI, Prof Dr Ir Musliar Kasim MS pada bulan 24 Nopember 2012, bangunan Masjid Nurul Ilmi terlihat tidak berseri dan seakan-akan menjadi tengelam diantara kemegahan gedung yang berada di sekitarnya seperti Convention Hall, Fakultas Kedokteran dan Pusat Bahasa dan gedung lainnya.
Dulu Masjid Nurul Ilmi yang dibangun tahun 1989 sangat terlihat megah diantara bangunan yang ada di Kampus Unand Limau Manis. Tetapi setelah Convention Center, pusat  Bahasa dan dan Fakutas Kedokteran yang mengelilinginya, kemegahan Masjid Nurul Ilmi semakin berkurang. 
Perluasan bangunan mesjid yang dirancang lantai dua tersebut semakin tidak megah, karena dari jauh terlihat seperti bangunan yang tidak pernah siap dan tidak sedap dipandang mata. Keadaan dalam masjid juga kurang nyaman karena masih terdapat dinding masjid awal dan membatasi pemandangan dalam masjid. Dengan situ
Namun untuk merenovasi Masjid Nurul Ilmi tidak mudah juga karena ada perjanjian dengan Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMP) bahwa masjid yang dibangun sebanyak 999 buah seluruh Indonesia dengan dana dari YAMP.
“Berdasarkan desakan berbagai pihak dan keinginan semua pimpinan untuk merenovasi masjid lebih nyaman, indah dan tidak tertinggal dari bangunan sekelilingnya, maka Rektor Unand melakukan pembicaraan dengan YAMP untuk merenovasi masjid agar dapat menampung jemaah yang terus meningkat setiap tahunnya. 
Pembicaraan awal belum mendapat keputusan karena menurut YAMP masjid tersebut dibangun dari wakaf dan sudah dirancang untuk tahan selama 100 tahun. Ketahan bangunan ini juga sudah teruji karena tidak mengalami kerusakan pada saat bencana gempa tahun 2009. Titik terang izin renovasi masjid baru diperoleh setelah Rektor bertemu dengan petinggi YAMP, Prof Dr Haryono Suyono di Jakarta.
Dengan alasan rasional yang dikemukan, akhirnya Unand diminta menulis surat secara resmi dengan melampirkan dokumen pedukungan kepada YAMP seperti gambar rencana renovasi. 
“Alhamdulillah, izin renovasi total Masjid Nurul Ilmi dikeluarkan oleh YAMP dengan surat Nomor: 013/ Ses-YAMP/ II/ 2013 dengan syarat gubah masjid tetap dipertahankan dan tidak ada bahan bangunan yang dibongkar yang terbuang atau tidak dimanfaatkan karena pembangunan berasal dari wakaf dan sumbangan masyarakat.” jelas Pengurus Masjid Nurul Ilmi pada CND, Senin (29/6/2015).
Perencanaan bentuk fisik bangunan telah selesai dan masih dalam diskusi penyempurnaan. Dari gambar bentuk fisik, jelas sekali bahwa gubah atap dipertahankan sesuai dengan surat izin renovasi dari YAMP. Bentuk gambar fisik renovasi ini juga telah mendapat persetujuan dari YAMP. Sekarang tinggal lagi bagaimana merealisasi agar renovasi masjid dapat segera terwujud.
“Belum ada yang pasti karena pembangunan masjid tidak menjadi prioritas dari APBN. Oleh sebab itu  menurut Rektor tidak ada pilihan selain semua pihak bekerja keras dan bahu membahu untuk mencari sumber dana dari berbagai pihak di luar APBN,” ujar Rektor Unand Werry Dharta Taifur.
Rektor Unand menyanggupi persyaratan yang dipenuhi tersebut dan dimulaikan perencanaan renovasi total tersebut. Renovasi  dalam dan luar masjid yang demikian, berbagai pihak mulai dari mahasiswa, tenaga kependidikan, dosen dan pimpinan mengusulkan agar perluasan dan renovasi Masjid Nurul Ilmi dipercepat dengan menggunakan semua kemampuan yang ada.
“Berbagai pihak telah dihubungi, termasuk Duta Besar Saudi Arabia dan sumber lainnya. Komintmen untuk membantu sudah disampaikan sepanjang dapat memenuhi persyaratan yang dipenuhi,”sebutnya. 
Namun Rektor dan semua pimpinan sudah bertekad bahwa niat baik ini akan dimudahkan Allah SWT untuk mewujudkannya. Yang penting kalau sudah disampaikan kepada masyarakat dan mengetahui urgensi dari sebuah mesjid di tengah-tengah kampus, insya Allah berbagai uluran tangan bantuan infak dan sedekah akan mengalir dalam jumlah yang tidak pernah diduga. 
“Oleh sebab itu, proses sudah kita mulai, termasuk membongkar dinding  dan meninggikan lantai masjid dengan swadaya dana jemaah telah dimulai,” pungkas Yaswirman yang baru delapan tahun menjadi pengurus Masjid peninggalan Pak Harto ini.

——————————————————-
SENIN, 29 Juni 2015
Jurnalis       : Muslim Abdul Rahmad?
Fotografer : Muslim Abdul Rahmad?
Editor         : ME. Bijo Dirajo
——————————————————-
Lihat juga...