Walikota Jayapura, Benhur Tommy Mano |
Tren
- Lembaga Sensor Film Luncurkan Situs Ramah Disabilitas dan Inklusif
- Jakarta Perlu Program Massal PISA
- Titiek Soeharto Dukung Pengembangan Peternakan Modern di Gunungkidul
- Titiek Soeharto Terima Buku Dokumentasi Tetenger Monumen KUD pertama di Indonesia
- Keluarga Henk Ngantung Siap Gelar Pameran Lukisan Perjuangan dan Proklamasi
- Gita Bahana Nusantara 2025, Wadah Kebhinekaan di Indonesia
- Inovasi Bawaslu Kulon Progo: Lomba Puisi untuk Mencintai Demokrasi
- Galakkan Literasi di Kulon Progo, Sastra-Ku Luncurkan Kumcer “Perisai Pecah Mata Air”
- Amnesti-Abolisi : Perang Asimetris?
- Binatang Intim dan Dunia Infantil Rayni N Massardi
CENDANANEWS (Jayapura) – Pemerintah Kota Jayapura terus menggenjot pemberantasan kemiskinan di Kota Jayapura. Wujud nyata program pemerintah ini salah satunya seperti program bedah rumah bagi keluarga miskin yang ada di ibukota Provinsi Papua.
Walikota Jayapura, Benhur Tommy Mano, kepada media ini mengklaim program bedah rumah ke 14 kampung yang ada di Kota Jayapura telah berlangsung sejak 2011 lalu. Untuk jumlah bedah rumah disesuaikan dengan anggaran dan jumlah penduduk miskinnya.
“Tujuannya agar kampung-kampung ini mempunyai rumah layak huni,” kata Benhur, Minggu (03/05/2015).
Menurutnya, kegiatan ini tetap diprogramkan agar masyarakat miskin mempunyai rumah yang layak huni, dan terus melakukan pendataan kampung. Tidak hanya direhap, jika dinilai tidak layak rehab dibangun rumah baru.
“Setiap anggaran tergantung kondisi rumah,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Sosial Kota Jayapura, Irawadi, mengatakan untuk tahun ini pihaknya akan membangun 9 unit rumah kepada masyarakat yang telah dipilih dan juga telah disesuaikan dengan ekonomi mereka. Sebelumnya, di 2014 pihaknya telah bedah sebanyak 10 unit rumah.
“Tapi, sebenarnya ada 300 permohonan dari masing-masing kampung. Tapi disaring sesuai kriteria yang berhak mendapatkannya,” kata Irawadi.
Dikatakannya, standar pembangunan rumahnya yang akan dibangun yakni dengan ukuran type 36. “Kalau di area sekitar rumah si pemilik ada lahan kosong maka kami akan bangun disitu. Tetapi kalau lokasinya tidak ada tanah lagi untuk dibangun ya, kami bongkar rumah lamanya dan bangun yang baru. Ini khusus untuk masyarakat Orang Asli Papua, karena ini dana Otonomi Khusus,” ujarnya.
Selain itu, dikatakan Irawadi, ada juga program rehap rumah, Diana pihak pemda hanya menyiapkan bahan bangunannya. “Ada juga bahan bangunan rumah yang kami berikan, tahun ini sebanyak 30 kepala keluarga (KK). Nominal setiap pemberian bahan bangunan rumah dalam bentuk barang itu, setiap rumah sebesar Rp 17 juta,” imbuhnya.
Lihat juga...