Penderita Down Syndrom Lakukan Pertemuan Perdana di Sumbar

Pertemuan Perdana POTADS di Padang [Foto: CND]

CENDANANEWS – Persatuan Orangtua Anak Dengan Down Syndrom (POTADS) terbentuk di Padang dalam pertemuan perdana yang dihadiri puluhan anak-anak penderita dan orang tua Down Syndrom, Sabtu (21/3/2015).
Pertemuan yang berlangsung di Klinik Pro Medika ini juga bertepatan dengan peringatan hari Down Syndrom sedunia yang jatuh pada tanggal 21 Maret.
Dokter Spesial Anak Klinik Pro Medika, Eka Gustia Rini mengatakan, acara ini diperkasai oleh salah seorang ibu penderita Down Syndrom. Sebagai wujud prihatin, disebarkan undangan dalam waktu singkat dan dibentuk pertemuan perdana di Sumbar.
“Hari ini juga dibentuk struktur kepengurusan Persatuan Orangtua Anak Dengan Down Syndrom,” ujarnya.
Eka Gustia Rini mengatakan, diharapkan dengan terbentuknya perkumpulan awal ini, POTADS bisa berjalan dan merangkul semua penderita Down Syndrom di Sumbar. Persatuan ini dimaksudkan sebagai wadah shering dan berbagi info. Selainnya itu sebagai wadah menampilkan bakat dan minat anak-anak penderita Down Syndrom.
“Kedepan kami berharap ini lebih baik kedapannya dan mengcover semua penderita Down Syndrom,” ujarnya.
Seorang Anak Penderita Syndrom Down sedang mempertunjukan aksi dalam bermain drum [Foto: CND]
Mengenal Down Syndrom
Sindrom down (Down Syndrom) adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.
Gejala yang muncul akibat sindrom down dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas.
Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds). Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar.
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan sindrom down atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki risiko melahirkan anak dengan sindrom down lebih tinggi. Sindrom down tidak bisa dicegah, karena DS merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Jumlah kromosm 21 yang harusnya cuma 2 menjadi 3. 
Penyebabnya masih tidak diketahui pasti, yang dapat disimpulkan sampai saat ini adalah makin tua usia ibu makin tinggi risiko untuk terjadinya DS. Diagnosis dalam kandungan bisa dilakukan, diagnosis pasti dengan analisis kromosom dengan cara pengambilan CVS (mengambil sedikit bagian janin pada plasenta) pada kehamilan 10-12 minggu) atau amniosentesis (pengambilan air ketuban) pada kehamilan 14-16 minggu.

———————————————————-
Minggu, 22 Maret 2015
Jurnalis/Foto : Muslim Abdul Rahmad
Editor   : ME. Bijo Dirajo
———————————————————-

Lihat juga...