CENDANANEWS – Para petani singkong (ubi kayu) di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung mulai menikmati hasil dari jerih payahnya selama ini dalam membudidayakan tanaman ubi kayu. Harga komoditas dari bahan utama pembuat tepung tapioka terus merambat naik. Selain itu juga menjadi bahan baku dalam panganan keripik ubi.
Berdasarkan pantauan Cendananews.com saat ini harga singkong berada pada level Rp1.200 per kilogram. Diperkirakan dalam beberapa pekan ke depan harga tersebut akan terus naik. Ini menyusul tingginya permintaan kebutuhan bahan baku tepung tapioka itu. Bahkan, beberapa pabrik pengolahan di Lampung Timur tidak dapat melakukan proses giling setiap hari, karena terbatasnya pasokan singkong dari petani.
Salah seorang petani, Nurhadi (33) petani singkong di Desa Rantaujaya Udik II, Kecamatan Sukadana mengatakan, komoditas tanaman singkong saat ini sudah mengalahkan karet.
“Saat ini banyak petani karet beralih menanam singkong, karena harganya dinilai lebih menjanjikan dan lebih mudah perawatannya” ungkap Nurhadi kepada Cendananews.com Minggu (21/3/2015).
Harga komoditas getah karet di tingkat petani rata-rata hanya Rp5.000 per kilogram. Sementara intensitas kerja untuk membudidayakan tanaman karet lebih tinggi dibandingkan proses budidaya singkong.
“Dibanding karet, budidaya singkong relatif mudah, hanya tergantung dengan bibit dan pupuk yang digunakan. Hama dan penyakit juga relatif tidak ada, hanya gulma. Jadi tidak banyak waktu tersita untuk mengurus singkong,” terangnya.
Nurhadi menambahkan, umumnya masa panen singkong di usia 10 bulan. Sedangkan hasil yang didapat rata-rata 25 ton per hektar.
Ia menjual singkong miliknya kepada pengepul yang akan menjual singlong tersebut ke pabrik pembuatan tapioka.