Asal Muasal Etnis Cina di Kendari

Gani Khair, Penulis Cendana News

CENDANANEWS (Kendari) — Orang-orang Cina bagian Selatan sudah migrasi selama berabad-abad meninggalkan tanah airnya karena faktor ekonomi, politik, kekeringan ataupun banjir. Pada masa abad IV Masehi pedagang Cina sudah menetap di Sumatera.

Dan pada abad ke-14 dan 15 mereka terlibat dalam aktifitas maritim yang cukup besar, pada abad ke-17 penduduk Cina di Siam bertumbuh pesat dan berasimilasi cukup baik dengan warga pribumi sampai-sampai mereka kehilangan penguasaan bahasanya sendiri. Namun arus utama migrasi orang-orang Cina ke Asia Tenggara lebih dari se-abad yang lalu.

Bagaimana halnya dengan sejarah masuknya orang-orang Cina ke Kendari Sulawesi Utara?  Basrin Melamba, M.A melalui bukunya ‘Tolaki Sejarah, Identitas dan Kebudayaan’ menyebutkan pertamakali orang Cina muncul di Kendari menjelang kedatangan Belanda pada tahun 1906. Mereka adalah 3 bersaudara Hom Po Seng, Hom Po Siu dan Hom Po Kong. Selanjutnya semakin banyak migrasi orang Cina ke Kendari, pertamakali mereka menetap didaerah Lasolo, Wanggudu Konawe Utara sekitar tahun 1920.

Ji  Man Heng bersama saudaranya berasal dari daerah Kanton biasa dipanggil Amana menjabat sebagai Kapitan Cina di Lasolo yang biasa mengurus masalah-masalah kepentingan orang Cina disana. Mereka juga melakukan perdagangan rotan dan pengolahan kulit kerbau. Salah satu rombongan Ji ada Si Weng anaknya  Lo Leang menikah dengan wanita setempat bersuku Tolaki bernama Wenggomai.
Keturunan Ji Man Heng hingga sekarang bertempat tinggal di kota lama Kendari menekuni bisnis kerajinan emas dan perak. Selanjutnya beberapa pengusaha Cina menyusul ke Lasolo diantaranya Yo bersaudara yaitu Yo tiauw Chan yang dikenal dengan nama Nam Ho dan Yo Tiauw Kui mereka juga berdagang rotan. Cendananews menemui keturunan Nam Ho dikediamannya sekitaran Pasar Panjang Kendari, pengusaha Agung Taxi ini juga sebenarnya masih memiliki bangunan yang ditinggali turun temurun di kawasan kota lama Kendari. Namun kini bangunan yang berdiri diseputaran lahan gusuran eks-bioskop kini tanpa listrik dan aliran PDAM sebab mereka masih bertahan menolak penggusuran kota lama Kendari.
Selanjutnya ada keluarga Nio masuk ke Wanggudu yaitu Nio Sion Cae dan Nio Siong Ki, saat ini keturunannya juga masih menempati bangunan yang ditinggali turun temurun di kota lama pemilik toko Pariama. Adalagi Liu Pan Ciang yang menetap di Tinobu bernama Li Ling Hiu, di Lembo ada Wing Gui, di Lemo Bajo ada Ji Ang Geo.
Pada tahun 1930-an menyusul Cow Ciu Yet ke Konawe Utara melakukan usaha perdagangan emas keturunannya Ko Toi, Fin Dui, A Cui, Meri Cow mereka juga turun temurun tinggal di kota lama Kendari. Seterusnya ada Lo Ci Pa menyusul Li Siong Ko, Ham A Tek, Wong A Yau serta Li Ping Siong.
Kedatangan orang-orang Cina ini ikut mewarnai tumbuh dan berkembangnya kota Kendari samapi saat ini. Kini ditengah suasana menyambut Imlek dan Cap Go Meh para penerus generasi perintis kota lama Kendari sedang digelayuti rasa was-was akan intimidasi pemusnahan kota lama yang bersejarah.
———————————
Rabu, 18 Februari 2015
Penulis : Gani Khair
Foto : Gani Khair
Editor : Sari Puspita Ayu
———————————
Lihat juga...