Maka untuk apa gelisah berlebihan? Untuk apa sibuk memburu dunia, kalau pada akhirnya yang kita bawa hanya amal dan doa?
Dari makam yang bisu itu, aku justru menemukan makna. Bahwa mencintai tak perlu selalu dengan pelukan.
Bahwa hubungan sejati tidak terputus oleh kematian. Dan bahwa keikhlasan bisa tumbuh dalam keheningan yang dalam.
Ziarah, bagiku, adalah jembatan cinta yang tak pernah putus. Jalan sunyi menuju Allah. Tempat rindu bertemu doa. Dan rumah bagi hati yang ingin pulang. ***