Diskusi di Taman Budaya Jawa Tengah, Menteri Kebudayaan Ajak Kolaborasi Lintas Sektor untuk Pemajuan Kebudayaan
Ia menekankan bahwa budaya bukan sekadar warisan, melainkan aset strategis bangsa yang dapat menjadi kekuatan ekonomi dan diplomasi budaya Indonesia di kancah global.
Dalam diskusi ini, Menbud Fadli Zon turut didampingi oleh Staf Khusus Menteri Bidang
Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono; Staf Ahli Menteri Bidang
Ekonomi dan Industri, Anindita Kusuma; Staf Khusus Menteri Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual Kementerian Kebudayaan, B.R.A Putri Woelan Sari Dewi; Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Manggar Sari Ayuati; dan jajaran Kementerian Kebudayaan.
Menanggapi diskusi, Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah, Eris Yunianto, dalam keterangannya mengatakan bahwa Jawa
Tengah merupakan provinsi yang sangat kaya warisan budaya, termasuk warisan budaya
takbenda.
“Tahun ini, sudah ada 165 yang ditetapkan menjadi warisan budaya takbenda. Dan tahun ini kami mengajukan 80 karya, salah satunya adalah Tembang Ilir-Ilir, yang menjadi prioritas dan harapan besar bagi kemajuan budaya Jawa Tengah.
Selain itu, Jawa Tengah juga memiliki 247 cagar budaya dengan berbagai kategori, baik tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Pada 2024, dua cagar budaya dari Jawa Tengah telah ditetapkan secara resmi oleh Kementerian Kebudayaan,” jelas Eris Yunianto.
Sementara itu, Kepala Taman Budaya Jawa Tengah (TBTJ), Suratno, menyoroti peran
strategis TBJT sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah, yang mengemban tugas pelestarian dan pengembangan seni budaya
daerah.
Ia menuturkan, didirikan sejak 1978, TBJT memiliki salah satu kegiatan unggulan, yakni Pasar Raya Taman Budaya, yang sukses menarik hingga 10.000 pengunjung dan mendapat sambutan positif dari masyarakat. Dirinya menjelaskan bahwa TBJT berkomitmen
menjadi ruang kreatif dan edukatif bagi seniman serta masyarakat.