Temu Karya Sastra 2025, Panen Karya dan Ekranisasi
Pelaksanaan kegiatan terdiri; lokakarya pada akhir bulan Juni 2025 dengan menghadirkan mentor untuk peserta menggodok karya sastra, esai dan konsep alih media.
Dilanjutkan pada bulan Juli dan Agustus; para peserta membuat produk alih media sastra dan menerbitkan buku, diakhiri September berupa launching buku, pameran alih media, dan pementasan karya sastra.
“Panen karya sastra adalah sebuah pengejawantahan dari sebuah perjalanan panjang pembinaan dan pengembangan sastra di Daerah Istimewa Yogyakarta. Melalui program Temu karya Sastra (TKS) selama 4 tahun, para talenta potensial di DIY dikumpulkan untuk “digodog” untuk lebih mampu berkiprah dan berolah sastra dalam ranah kreasi dan apresiasi. Seiring perkembangan zaman, sastra menjadi sendi zaman yang tak bakal terpisahkan. Dengan demikian, peranti-peranti fungsional sastra sangat perlu disiapkan. Jadi untuk seleksi peserta memang ketat, diperas dari ratusan peserta tahun sebelumnya,” jelas Budi Husada, Kepala Bidang Sejarah, Bahasa, Sastra dan Permuseuman Dinas Kebudayaan DIY.
Peserta adalah alumni FSY/TKS dari tahun 2021–2024, mendapatkan rekomendasi dari komunitas/sanggar sastra, mengumpulkan dokumen seleksi sebagaimana dalam link google drive: karya sastra, draft esai, portofolio dan bahan untuk penrbitan buku.
Nantinya para peserta yang mendaftar berbasis pada karya sastra puisi, cerpen, dan naskah lakon.
Kemudian saat lokakarya, usai mendetailkan karya sastra dilanjutkan dengan kelas esai dan diakhiri masuk kelas alih media; lagu puisi, seni lukis, audiobooks, dan film.
Selama proses lokakarya residensi peserta akan banyak mengikuti sesi secara Focus Group Discussion dan mentoring, untuk memperkuat wacana khususnya dalam rangka sastra memasuki era industri.