Mei 1998, Benturan Lima Kekuatan

Untuk urusan dalam negeri sendiri, misi Presiden Soeharto bisa dipahami dengan mudah. Membawa Indonesia take off. Mendiri secara ekonomi dan teknologi. Titik amannya tahun 2000. Misi ini menyulitkan globalis mengendalikan potensi dan sumberdaya strategi Indonesia.

Aktor utamanya, Soeharto, harus diakhiri. Ia sangat superior. Momentum krisis moneter moneter 1997 merupakan celah menumbangkannya. Pergerakan Presiden AS Bil Clinton, Menkeu AS, Direktur IMF, terbaca jelas melalui lobi-lobinya dengan Singapura. Khususnya menjelang Mei 1998.

Kedua, petualangan kelompok pragmatis dalam negeri. Minim idealisme kebangsaan. Merupakan bisnisman dan politisi-politisi pragmatis. Mereka para pembaca situasi yang baik. Berusaha melakukan reposisi strategis pasca kepemimpinan Presiden Soeharto. Untuk melindungi masa depan kepentingan strategisnya, mereka ikut lantang berteriak “reformasi !”. Walau seharusnya turut direformasi.

Ketiga, misi rehabilitasi kaum kiri dalam perpolitikan nasional. Merupakan persekongkolan kaum kiri dengan kegenitan-kegenitan idiologisnya. Mereka berdiri pada barisan reformasi untuk memperoleh pintu rehabilitasi nama baiknya dalam sejarah politik Indonesia. Termasuk tuntutan penghapusan faka kesejarahan kekejaman komunis tahun 1965.

Keempat, misi demokratisasi dan anti KKN kaum reformis. Merupakan kekuatan inti gerakan reformasi. Terdiri dari barisan mahasiswa dan akademisi idealis. Menutut demokratisasi di segala bidang, berantas KKN (korupsi, kolusi, nepotisme), akhiri dwifungsi ABRI, suksesi kepemimpinan nasional, perluasan otonomi daerah.

Kelima, misi tinggal landasnya presiden Soeharto. Ia berusa memastikan Indonesia bisa memasuki tahun 2000 dengan aman. Tahun di mana Indonesia akan siap menjadi industri baru. Termasuk memastikan keseriusan korporasi swasta besar menjalankan amanat perkoperasian. Memberikan sebagian sahamnya untuk dimiliki koperasi-koperasi swasta. Memastikan pula pengelolaan oleh bangsa sendiri atas potensi strategis yang sudah bisa dikelola anak-anak negeri.

Lihat juga...