Dalam kegiatan yang berlangsung penuh keakraban itu Prof. Muhammad Azhar, mengatakan manusia sebagai Kholifah dilahirkan dengan tugas utama yakni untuk memakmurkan bumi. Karena itu tidak semestinya manusia justru menghancurkan bumi dengan berbagai kerusakan.
Sebagai seorang yang lahir dan hidup di Indonesia, setiap warga negara dikatakan juga harus bisa menggabungkan diri sebagai seorang umat Islam serta sebagai seorang warga negara.
“Pancasila dibuat oleh Presiden Soekarno kemudian disempurnakan oleh Ki bagus Hadikusumo yang merupakan tokoh Muhammadiyah serta KH. Hasyim Asy’ari yang merupakan tokoh Nadlatul Ulama, sehingga Ideologi kita sudah final,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan agar seluruh eks napiter dapat senantiasa berbuat kepada siapapun, sebagaimana ajaran dalam Al Qur’an, karena barangsiapa yang berbuat baik maka ia akan mendapatkan kebaikan, begitu juga sebaliknya.
“Kita juga harus senantiasa banyak menuntut ilmu, karena itu akan membuat cakrawala berfikir kita lebih dalam, sehingga kita dapat terhindar dari salah tafsir,” ungkapnya.
Sementara itu Kolonel Drs Sujatmiko, mengakui adanya narasi anti Pancasila di tengah kehidupan masyarakat saat ini. Termasuk juga upaya-upaya dari kelompok tertentu yang berupa menolak paham kebhinekaan. Menurutnya virus-virus semacam itu harus dihilangkan. Begitu juga upaya untuk mendirikan Khilafiah, karena hal tersebut merupakan faham Transnasional yang sengaja disebarkan untuk menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kita jangan sampai salah. Bahwa melaksanakan Pancasila serta melaksanakan Agama Islam merupakan hal yang tidak bertentangan. Karena itu kita jangan sampai salah dalam memahami dan mempedomani sesuatu,” katanya.