Tanda-tanda Orang Tidak Boleh Dipilih Jadi Pemimpin Menurut Alquran 2
Oleh: Abdul Rohman
Termasuk dalam kategori ini tentu saja penista agama, peleceh agama, merendahkan agama, dan sejenisnya.
Berdasar ayat tersebut, orang yang memiliki kategori penista, pelecek, pengolok-olok agama, dan perilaku sejenisnya, tidak boleh diangkat sebagai pemimpin.
- Orang yang Memperalat Agama
Orang-orang yang memperalat agama juga harus dihindari diangkat sebagai pemimpin.
Ayat-ayat berikut menekankan, bahwa Allah SWT memperingatkan dengan keras kepada kaum muslim atas sikap orang-orang yang memperalat agama.
QS At Taubah (9):62menyatakan:
“Mereka (orang-orang munafik) bersumpah kepadamu (kaum muslim) dengan (nama) Allah untuk membuat kamu rida.
Padahal, Allah dan Rasul-Nya lebih pantas mereka (raih) keridaan-Nya jika mereka adalah orang-orang beriman”.
QS Al Baraah/At Taubah (9):96 menyatakan:
“Mereka akan bersumpah kepadamu agar kamu rida kepada mereka. Namun, sekalipun kamu rida kepada mereka, sesungguhnya Allah tidak akan rida kepada kaum yang fasik”.
QS An Nur (24):47 menyatakan:
“Mereka (orang-orang munafik) berkata, ‘Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) dan kami menaati (keduanya)’.
Kemudian, sebagian dari mereka berpaling setelah itu. Mereka itu bukanlah orang-orang mukmin”.
Peringatan keras Allah SWT melalui ayat-ayat tersebut bisa ditarik pemahaman, bahwa mengangkat orang-orang yang memperalat agama sebagai pemimpin merupakan tindakan terlarang.
Termasuk di dalamnya adalah ekspoitasi atas nama agama, politisasi atas nama agama, menutupi kesalahan atas nama agama, feodalisme atas nama agama, dan seterusnya. (bersambung)