27 JULI 1977, Resmikan Krakatau Steel, Presiden Soeharto: Tanpa Pabrik Baja, Pembangunan Besar-besaran Sulit Dilakukan
Masyarakat maju dan sejahtera yang berkeadilan sosial haruslah merupakan masyarakat industri yang tinggi dengan dukungan pertanian yang kuat.
“Untuk dapat memiliki industri yang maju, kita harus memiliki pabrik baja,” sebut Presiden Soeharto ketika meresmikan pabrik baja PT Krakatau Steel serta pelabuhan khusus Cigading di Cilegon, Jawa Barat, RABU, 27 JULI 1977.
Lebih lanjut Presiden mengatakan, tanpa memiliki pabrik baja sendiri, maka pembangunan industri besar-besaran akan sulit dilakukan atau harus bergantung dari luar.
Presiden Soeharto menyebutkan, baja menduduki peranan yang penting dalam perkembangan ekonomi, pertumbuhan industri maupun dalam usaha memperkokoh ketahanan dan pertahanan nasional.
Menjelang berakhirnya Repelita II dan persiapan untuk melanjutkan pembangunan dalam Repelita III, maka adanya pabrik baja ini sungguh sesuai dengan tahapan, kebutuhan dan kemampuan pembangunan Indonesia.
“Dalam Repelita III industri ini akan kita perluas. untuk itu, landasan-landasannya yang lebih kokoh harus mulai kita letakkan dari sekarang,” sebut Presiden Soeharto.
Disebutkan juga, pabrik baja Cilegon akan dijadikan awal titik tolak dari rangkaian pabrik-pabrik baja selanjutnya yang akan merupakan inti industri baja dan industri berat Indonesia di masa mendatang.
Jalan itu masih akan panjang dan lama. Dari sekarang kita, sebut Pak Harto, harus mengembangkan kemampuan teknologi, menghimpun dukungan pembiayaan dan memperkokoh faktor-faktor ekonomi pada umumnya sebelum melangkah lebih maju dalam mengembangkan industri baja.
“Tetapi bagaimanapun juga, langkah awal itu telah harus kita mulai dan kita memang telah memulainya dari Cilegon ini,” terang Pak Harto.