“Sip,” kataku.
Tanpa kami tahu sebelumnya, sate sudah terhidang di meja kami.
Dua hari berselang, aku menanyakan perkembangan rencana Farah menjodohkan Ramli dengan Iris.
“Belum aku omongkan ke Iris,” kata Farah
Ketika Farah menanyakan, bagaimana dengan Ramli, apakah sudah aku omongkan, kujawab, belum juga.
***
Aku ke rumah Ramli. Kudapati Ramli tidak di rumah. Kuhubungi lewat HP, ternyata nomornya tidak aktif. Rencana ke rumah Ramli, ingin aku omongkan soal perjodohan Iris dengannya. Sekalian sama-sama juga ke rumah Farah.
Kuputar langkah. Aku naiki sepeda motorku. Melaju ke rumah Farah.
Sampai di rumah Farah. Terasa sepi sekali suasana. Pintu rumah terbuka. Dan sandal, aku mengenal sekali sepasang sandal itu. Sandal Ramli!
Aku masuki rumah. Kosong saja ruang tamu. Kedua pintu kamar tertutup. Aku melangkah ke ruang tengah. Kosong juga. Lantas ke dapur.
Alangkah terkejutnya aku, sepasang manusia sedang berpelukan erat di lantai, berhimpitan, dan separuh telanjang. Ketika aku melihat yang perempuan, mukaku seperti ada yang menampar. Terbuang rasanya diri ini.
Aku bergegas jalan ke luar rumah. Menuju sepeda motor. Gegas aku nyalakan sepeda motor. Tak tahu mau ke mana. ***
Yulputra Noprizal, lahir di Air Haji pada 11 November 1985. Penyuka dan penikmat sastra. Cerpennya pernah dimuat di Singgalang, Haluan, Rakyat Sumbar, Padang Ekspres, Banjarmasin Post, Bangka Pos, apajeke.id, litera.co.id, dan media online lainnya. Tinggal di Air Haji, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Redaksi menerima cerpen. Tema bebas tidak SARA. Cerpen yang dikirim orisinal, hanya dikirim ke Cendana News, belum pernah tayang di media lain baik cetak, online atau buku. Kirim karya ke editorcendana@gmail.com. Karya yang akan ditayangkan dikonfirmasi terlebih dahulu. Jika lebih dari sebulan sejak pengiriman tak ada kabar, dipersilakan dikirim ke media lain.