Di Rumah Farah

CERPEN YULPUTRA NOPRIZAL

Ramli duduk di kursi teras. Tak lama aku ngobrol dengan Farah, aku mendatangi Ramli di teras. Kupersilahkan ia mengambil rokokku. Ramli pun menariknya sebatang dan segera menyulutnya. Aku kembali ke dalam. Kembali ngobrol dan bercengkrama dengan Farah.

Belum sampai sejam aku dan Farah di dalam rumah. Akhirnya Ramli ikut ngobrol dengan kami di dalam rumah. Kuperhatikan Ramli, terlihat senang ketika Farah bilang, ”Bosan juga kau sendiri di teras.”
Malam itu langit sedang bertaburkan bintang. Bulan muncul separuh. Kami mengobrol sampai pukul sembilan.
***

Aku yang sudah berumur 25 tahun merasa cocok dengan Farah yang juga 25 tahun. Bersamanya aku merasa senang, nyaman, dan bahagia.

Hampir setiap malam aku ke rumah Farah. Kadang sendiri, kadang bersama Ramli. Dan, malam itu aku datang sendiri ke rumah Farah. Farah lagi duduk di kursi teras. Belum sempat aku duduk, Farah sudah mengajakku makan sate.

“Sate siapa?” kataku.

“Sate yang dekat simpang tiga.”

“Oo, Sate Sidas.”

Kami berjalan kaki saja ke tempat Sate Sidas. Sesampai di tempat makan sate, kuperhatikan ada dua buah sepeda motor parkir di depan gerobak Uda Sidas. Sedangkan di dalam tenda ada dua orang yang lagi makan sate. Kami pun masuk ke tenda dan mencari tempat duduk di sudut.

“Bagaimana kalau Ramli kita jodohkan dengan Iris,” kata Farah setelah kami sama-sama duduk.

“Kau bisa memang menjodohkan mereka,” kataku.

“Irisnya belum tahu. Tapi nanti biar kuhubungi Iris.”

“Tidak mengapa. Lagi pula dari dulu Ramli sendiri. Belum pernah aku dengar dan lihat dia pacaran. Dia luga kalau dengan cewek.”

“Aku bagian yang bilang sama Iris. Dan kamu bagian yang bilang sama Ramli. Sip Fahmi.”

Lihat juga...