“Tiba-tiba kita mendapat keluhan, daging ayam di pasaran harganya jeblok. Kita punya prediksi bahwa jeblok-nya ini hanya bersifat sementara karena bisa jadi para produsen memproduksi dengan jumlah yang sangat banyak,” sebutnya.
Pasarannya dibanting dengan jumlah yang over, sehingga jumlah barang dipasaran tersedia lebih banyak dibanding kebutuhan. Dampaknya harganya menjadi jatuh. Dan ketika harganya jatuh maka pengusaha kelas kecil yang akan rontok karena mereka tidak akan sanggup bertahan lagi.
“Hal ini menyebabkan adanya kebangkrutan secara massif dan harga akan dikendalikan oleh produsen besar yang pada akhirnya harganya bisa di-manage sesuai dengan keinginan (mereka),” ujarnya.
Sumber: dpr.go.id