Ratusan Orang Rimba di Jambi Telah Divaksin, Sebut KKI Warsi

“Suku adat sudah masuk daftar kelompok yang akan menerima vaksin sejak vaksin sampai di Indonesia,” kata Maria.

Para medis dan fasilitator kesehatan KKI Warsi berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain memberi penjelasan tentang vaksin dan dalam pelaksanaan vaksinasi ini, fasilitator KKI Warsi juga melakukan sosialisasi pada petugas medis untuk mengantisipasi dampak ikutan pascavaksinasi.

“Bagi orang rimba sakit yang timbul setelah suatu kegiatan, bisa salah diterjemahkan yang berbuntut penolakan untuk pelaksanaan vaksinasi berikutnya atau layanan kesehatan berikutnya dan untuk itulah persiapan sebelum pelaksanaan vaksin harus sangat matang dan memperhitungkan segala kemungkinan,” kata Maria.

Tim yang bertugas menyuntikkan vaksin juga sepakat mereka akan melakukan pemantauan KIPI langsung. Kalau di kota, KIPI bisa dilaporkan melalui aplikasi atau menelpon langsung nomor tenaga medis penanggung jawab, sedangkan pada orang rimba, karena keterbatasan jaringan informasi, maka tenaga medisnya yang tinggal selama dua hari bersama orang rimba.

Setelah semua siap dan vaksin tersedia, kara Maria, mulailah dilakukan vaksinisasi pada orang rimba dan awalnya di kelompok yang banyak bermukim di Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam. Di desa itu, walau konsentrasi orang rimba cukup besar, namun komunitas ini yang berhasil disuntik vaksin masih belasan orang.

Sementara itu, menurut Tumenggung Grip, isu seputar vaksin yang menyesatkan banyak mempengaruhi orang rimba dan karena itu dirinya menjadikan yang pertama untuk disuntik vaksin dengan maksud memberi contoh pada anggota kelompoknya.

Vaksinasi perdana di Sungai Terap untuk orang rimba yang secara administrasi tergabung ke Desa Jelutih, Kecamatan Bathin XXIV, Kabupaten Batanghari, juga hanya diikuti belasan orang.

Lihat juga...