Makanan Tradisional Berbahan Ketan, dari Lemang hingga Juadah Goreng

Editor: Koko Triarko

“Simpan dalam ruangan yang bersih dan tunggu hingga matang ditandai aroma tapai dan rasa berubah menjadi manis. Tapai bisa dikemas dalam wadah plastik untuk cocolan menikmati lemang,” katanya.

Hidangan  lemang, katanya cocok sebagai menu sarapan. Perpaduan rasa lemang ketan putih yang gurih menjadi pengganti menu nasi. Bagi sebagian pedagang, menikmati lemang dengan tapai ketan hitam cukup mengenyangkan.

Pedagang lemang dan tapai ketan hitam, Burhanudin, di Pasar Bambu Kuning, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung, Sabtu (11/12/2021). –Foto: Henk Widi

Pembuatan lemang ketan putih banyak dilakukan sejumlah pedagang musiman saat bulan Ramadan. Namun, sebagian pedagang menyiapkan menu tersebut bersama kue tradisional lain sebagai jajanan pasar.

“Varian jajanan pasar berbahan ketan bagi yang rindu akan kue lemang dan tapai ketan hitam,” ulasnya.

Sementara itu, olahan berbahan ketan menjadi juadah atau jadah dilakukan oleh Suyatinah. Warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan itu membuat juadah bulat. Proses pembuatannya menyerupai juadah kotak. Bedanya, setelah dikukus dengan santan kelapa, garam, ketan putih akan dibuat menjadi bulatan dengan memakai daun pisang. Lalu, dihamparkan ketan yang telah dikukus dan dibuat menjadi bulatan lonjong.

“Bungkus ketan yang telah dikukus matang ke dalam kemasan daun pisang, lalu semat dengan lidi, bisa dikukus ulang dalam dandang,” bebernya.

Selanjutnya, ungkap Suyatinah, ketan yang telah dikemas dengan daun pisang dan dikukus bisa diiris. Pengirisan juadah ketan berbentuk bulat bisa disajikan langsung atau digoreng. Penyajian juadah ketan yang dikukus nikmat selagi hangat dengan tapai ketan hitam.

Lihat juga...