Intervensi Multisektor Percepat Pengurangan Locus Stunting

Editor: Koko Triarko

Sriyanti, menanam cabai dan sayuran di Desa Taman Sari Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, Jumat (19/11/2021). -Foto: Henk Widi

Pendampingan juga akan dilakukan oleh satuan tugas penanganan stunting. Satgas stunting bekerja sama dengan pihak Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (KB). Satgas dibentuk untuk pendataan keluarga yang memiliki anak risiko stunting.

“Peran aktif desa diperlukan dalam mendata warga. Sebab, setiap desa memiliki kader Posyandu yang bertugas mendata warga. Setiap warga yang memiliki balita, ibu hamil akan mendapat pendampingan sejak awal kehamilan. Sebab, program pengentasan stunting dilakukan 1000 hari setelah kelahiran. Berbagai langkah dilakukan oleh instansi terkait untuk menurunkan stunting di wilayah tersebut,” katanya.

Ia juga mengatakan, stunting akan terentaskan juga melibatkan unsur Dinas Pendidikan, untuk mengedukasi anak agar mengonsumsi makanan sehat dan bergizi.

Sementara itu Kepala UPT Dinas Peternakan Kecamatan Ketapang, Akka Joackim Joenias, menyebut intervensi dilakukan dengan pemberian bantuan ternak bebek kepada sejumlah warga. Ini bertujuan agar keluarga yang memeliharanya bisa mendapatkan telur. Selain bebek sebagian warga bisa beternak ayam atau entok petelur. Gertak ternak dilakukan untuk mendukung pemenuhan gizi.

Pemanfaatan pekarangan, sebut Akka Joackim Joenias penting dilakukan dalam penurunan stunting. Pemenuhan gizi keluarga bisa dilakukan dengan menghasilkan telur, daging kaya protein. Budi daya ternak bisa dikombinasikan dengan pertanian menghasilkan sumber pangan, tanpa harus membeli. Jangka panjang ternak kambing, sapi bisa menjadi sumber gizi.

Lihat juga...