Tren Pertumbuhan Pasar Modal Diprediksi Berlanjut 2022
Sementara itu, Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Verdi Ikhwan pun menyebut, proyeksi analis sendiri untuk IHSG bisa tembus ke angka 7.000.
Ia mengungkapkan, IHSG sempat tembus ke level 6.643 pada 21 Oktober 2021. Angka ini, lanjut dia, sedikit lagi akan mencapai rekor sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yaitu di angka 6.689 yang dicapai pada Februari 2018.
“Jadi mudah-mudahan melihat kondisi sekarang, kita, ada analis bisa tembus sampai 7.000,” ujar Verdi.
Menurut dia, 2021 tampaknya menjadi tahun di mana perusahaan-perusahaan semakin tertarik untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).
BEI sendiri mencatat sudah ada 38 perusahaan baru yang melantai di bursa saham hingga September 2021 dan masih ada beberapa perusahaan yang menargetkan IPO hingga akhir 2021.
Ia berharap jumlah perusahaan yang IPO pada 2021 bisa melebihi dari tahun lalu.
“Pada 2021 sampai September, sudah ada 38 perusahaan baru yang tercatat di BEI. Di pipeline masih ada sekitar 21 – 27. Kita berharap sampai akhir tahun bisa tembus diatas 50 dan melebihi pencapaian kita di 2020,” kata Verdi.
BEI mencatat jumlah dana pasar modal yang dihimpun pada 2021 juga melonjak cukup tajam jika dibandingkan 2020. Jika tahun lalu dana yang dihimpun mencapai Rp5 triliun, saat ini dana yang terkumpul dari penawaran saham perdana sudah menembus lebih dari Rp30 triliun.
Hal itu tidak lepas dari aksi korporasi perusahaan besar seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan IPO perusahaan teknologi seperti Bukalapak.
Lebih jauh, ketertarikan korporasi memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan juga tidak lepas dari jumlah investor yang terus bertambah.