Porsi Pendanaan APBN untuk Perubahan Iklim Hanya 20 Persen
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Jadi pihak swasta bisa menerapkan bisnis yang mendukung kelestarian alam dan lingkungan. Kita siapkan insentif-insentifnya, iklim investasinya, agar ekonomi hijau semakin berkembang dan kita bisa terus menekan peningkatan emisi gas rumah kaca,” papar Masyita.
Di forum yang sama, Anggota Dewan Energi Nasional, Setya Widya Yudha menyampaikan, target energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia sebesar 23 persen di tahun 2025 masih sulit terealisasi, di mana pertumbuhan ekonomi bergerak stagnan di angka 5 persen setiap tahunnya.
“Padahal kita tahu transisi dari energi fosil ke EBT merupakan kunci penting untuk menekan kenaikan emisi,” ucapnya.
Setya menyatakan, Indonesia perlu kembali mempertegas peran teknologi dan kerja sama internasional seperti rencana pengembangan kompleks green industry supported by green energy di Kalimantan Utara seluas 12.500 hektar.
“Kita juga perlu mempertegas lagi rencana investasi transisi energi melalui pengembangan BNN, industri baterai lithium, dan kendaraan listrik,” pungkas Setya.