Sistem Tanam Selingan, Wujudkan Indonesia Swasembada Kedelai
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Secara saintifik, Indonesia memiliki kemampuan melakukan budidaya kedelai untuk mencapai swasembada kedelai. Hanya tinggal menunggu dukungan kebijakan dan sinergi dari setiap kementerian untuk mengurangi tingkat impor kedelai.
Peneliti Nuklir Aplikasi Pemuliaan Tanaman, Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) Badan Riset Nasional (BRIN), Ir. Arwin, menyebutkan swasembada kedelai bukanlah hal yang tidak mungkin. Selama pemerintah bisa hadir untuk membantu para petani kedelai.
“Saya bilang memungkinkan, karena Indonesia sempat mengalami swasembada kedelai pada era Pak Harto di tahun 1990-an. Dengan penerapan penanaman selingan antara padi dengan palawija, yang salah satunya kedelai, maka target pemenuhan kebutuhan kedelai bisa tercapai,” kata Arwin saat dihubungi, Senin (27/9/2021).
Selain itu, secara saintifik tanah di Indonesia memiliki kemampuan untuk menghasilkan kedelai yang baik dan kebutuhan bibit pun sudah dapat dipenuhi dari hasil riset dalam negeri.
“Apa yang dilakukan oleh masyarakat saat itu, bukan hanya karena saat itu kebijakan pemerintah mewajibkan penanaman palawija diselingi dengan padi ya, tapi karena kearifan lokalnya memang mengajarkan begitu,” ujarnya.
Dengan menerapkan penyelingan jenis tanaman, secara ilmiah, tindakan ini mampu menghilangkan beberapa hama pengganggu tanaman tanpa harus menggunakan pembasmi hama kimia yang secara kesehatan lingkungan akan lebih ramah.
“Orang tua kita itu tidak mengerti secara ilmiah. Tapi mereka memahami dari pengajaran mulut ke mulut secara turun temurun. Mereka tak banyak menggunakan pupuk dan melakukan praktik penanaman berkelanjutan secara alamiah saja. Ya itu merupakan kearifan lokal pertanian Indonesia. Jadi dua kali nanam padi, sekali nanam palawija. Ya bisa kedelai, bisa jagung,” ujarnya lagi.