Prospek Ekonomi Sirkular Berbasis Kayu di Lamsel, Menguntungkan

Editor: Makmun Hidayat

Selain menanam pohon kayu untuk sumber penghasilan, Gimanto bilang prospek penghematan bisa dilakukan. Sebagian warga bisa berhemat untuk menyiapkan bahan bangunan berupa papan, balok, kusen, kaso. Hasil penjualan sebagian kayu ke pengetam atau panglong dipakai untuk tambahan pembelian semen, pasir, besi. Usai penebangan lahan bisa ditanami dengan bibit baru.

Bagi pemilik usaha gergaji mesin, Gimanto menyebut menerapkan sistem volume kubikasi. Perkubik kayu dengan bentuk balken, papan, kaso, balok memiliki harga berbeda. Masih banyaknya warga yang memiliki pohon kayu sebutnya berpeluang menjadi sumber penghasilan. Jasa gergaji mesin sebutnya bisa menghasilkan ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

“Sebagian pemilik lahan yang ditanami kayu juga terkadang menjual sistem borongan kayu untuk dijual kembali,” ulasnya.

Riko, sang keponakan yang membantu usaha jasa penggergajian kayu mengaku limbah kayu masih bisa digunakan. Setelah kayu dibentuk menjadi sejumlah ukuran papan, balok, balken dan kaso sisa sebetan atau kulit kayu, batang bisa dijual. Peminat sebetan, batang kayu kerap pemilik usaha jual beli kayu untuk bahan bakar pembakaran batu bata. Melalui usaha jasa gergaji mesin ia masih bisa memberi peluang usaha bagi pencari kayu bakar.

Pemilik usaha penggergajian kayu di Desa Kelaten bernama Susilo memiliki alat mesin gergaji jenis circular saw. Alat yang dikenal dengan sebutan serkel itu digunakan olehnya untuk mengolah kayu gelondongan menjadi bahan. Setelah ditebang menjadi beberapa potong gelondongan akan dibelah. Permintaan pemilik menyesuaikan kebutuhan untuk pembuatan kusen, pintu hingga jendela.

Lihat juga...