Peremajaan dan Penyulaman, Kunci Sukses Rehabilitasi Vegetasi Mangrove

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Kesadaran masyarakat pesisir dan pemangku kepentingan dalam menjaga vegetasi mangrove semakin meningkat. Sejumlah spot vegetasi mangrove yang rusak direhabilitasi dengan bibit baru. Meski demikian penanaman mangrove perlu dilakukan penyulaman, peremajaan untuk suksesnya rehabilitsi berkelanjutan.

Hasanudin, nelayan dan warga Dusun Pegantungan, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan menyebut perlu memahami karakteristik pesisir. Penanaman bibit baru mangrove jenis bakau (Rhizopora apiculata) dilakukan masyarakat bekerjasama dengan perusahan BUMN, PT ASDP Indonesia Ferry pada Maret silam. Teknik penanaman rumpun sebutnya sebagian rusak  tersapu gelombang.

Penyulaman bibit baru sebutnya mutlak dilakukan. Bibit yang tercabut oleh sapuan gelombang, penambahan lumpur akan menjaga pertumbuhan akar. Tingkat kelulus-hidupan bibit mangrove sebutnya akan optimal dengan peran serta masyarakat.

Selain bibit yang tercabut, sebagian bibit sebutnya mati karena proses adaptasi. Hasanudin bilang bibit bakau akan tumbuh maksimal dengan perawatan.

“Lingkungan vegetasi mangrove yang tumbuh secara alami membentuk rumpun merupakan tanaman yang sudah berusia puluhan tahun. Sebagian menghasilkan propagul atau kecambah sehingga saya gunakan sebagai bibit untuk penyulaman pada media tanam sistem rumpun dengan pagar bambu,” terang Hasanudin saat ditemui Cendana News, Rabu (1/9/2021).

Vegetasi mangrove di pesisir Bakauheni sebutnya membentang dari wilayah Muara Piluk hingga Tanjung Tua. Kawasan sepanjang belasan kilometer tersebut jadi habitat alami mangrove karena menjadi muara sejumlah sungai.

Lihat juga...