Menjaga Tradisi Pernikahan ala Warga Lamsel Asal Yogyakarta

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Prosesi yang dijalani dengan doa memohon keselamatan dilakukan dengan tirakat sepanjang malam. Semua anggota keluarga dan kerabat, tetangga berkumpul untuk memberi dukungan.

Tiba hari pelaksanaan prosesi pernikahan, Rukun Haryoto menyebut dilakukan secara agama. Calon mempelai yang memeluk agama Katolik mengikrarkan sakramen perkawinan di hadapan imam atau pastor.

Prosesi pernikahan Katolik sebutnya menjadi tanda penyatuan suami dan istri. Pengikraran janji pernikahan, pemberian benda rohani, pemberian cincin dan restu orangtua.

“Puncaknya saat kedua mempelai membacakan janji pernikahan dan diberkati pastor, keduanya sah menjadi suami istri disaksikan dua saksi dan umat di gereja,” bebernya.

Sebagai warga Lamsel asal Yogyakarta yang masih kental menjaga tradisi, usai prosesi di gereja, pernikahan dilanjutkan dengan resepsi. Kedua mempelai yang telah resmi menjadi suami istri akan bersanding di pelaminan. Bersama dengan kedua orangtua, mempelai akan menerima ucapan selamat dari undangan. Dominan undangan merupakan warga yang mendapat punjungan.

Resepsi pernikahan mempelai berlangsung sejak siang hingga malam. Pelaksanaan hiburan dilakukan dengan sederhana menerapkan protokol kesehatan ketat.

Usai pelaksanaan resepsi, usainya hajatan akan diakhiri dengan ungkapan syukur. Among among usai pernikahan dilakukan setelah warga membereskan sejumlah peralatan yang digunakan selama hajatan.

“Gotong royong membersihkan lokasi, membongkar tenda, mengembalikan alat masak yang dipinjam dilakukan bersama sama,” ulasnya.

Sebagian wanita sebut Rukun Haryoto berbagi tugas membuat jenang atau bubur sumsum, urap. Kedua jenis makanan itu tidak lepas dari tradisi masyarakat Jawa dalam memaknai rasa syukur.

Lihat juga...