Jakarta Berperan Besar Kurangi Emisi di Indonesia
Editor: Koko Triarko
“Jadi, secara ekonomi pergeseran ekonomi perkotaan menuju yang hijau itu menambah jumlah pekerja secara signifikan. Dan, pada saat yang bersamaan mengurangi emisi juga secara signifikan. Khusus untuk perkotaan hingga 96 persen,” urainya.
Untuk mewujudkan itu, dibutuhkan investasi secara kumulatif sampai dengan 2050 akan dibutuhkan sekitar 1 triliun dolar AS yang akan menghasilkan keuntungan sebesar 2,7 trilun dolar AS.
“Jadi, kita bisa lihat betapa besarnya keuntungan yang diperoleh dari investasi hijau di perkotaan,” imbuhnya.
Adapun pengurangan biaya yang bisa dihemat dari sektor mana saja yang besar pengaruhnya di perkotaan, itu teryata pada bangunan. Energi efisiensi pada bangunan itu menyumbang sekitar 69 persen dari pengurangan emisi yang bisa dilakukan oleh perkotaan. Transportasi menyumbang sekitar 14 persen.
“Energi efisiensi itu menjadi salah satu strategi kunci di dalam mencapai net zero emission pada 2045 atau 2050,” tukasnya.
Pada sisi lain, tantangannya bukan pada tehnik dan kalkulasi, tapi lebih kepada pelaksanaan dari rencana tersebut. Saat ini, tantangannya bagaimana membuat krisis iklim ini menjadi sesuatu yang bersifat personal.
“Sama personalnya dengan misalnya banjir, macet atau kualitas udara yang buruk,” ujarnya.
Apalagi, menurutnya saat ini ambang krisis tersebut relatif tidak bisa dilihat dan terasa secara tidak langsung. Namun, saat ini mulai ada persetujuan yang berkembang terkait krisis di perkotaan. “Terutama kota besar dan dalam hal ini Jakarta,” pungkasnya.