Kemasan Daun Ramah Lingkungan Tetap Jadi Alternatif di Lampung

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Transformasi penggunaan kemasan makanan memakai kertas, plastik banyak digunakan usaha kuliner. Meski modernisasi penggunaan kemasan makanan telah berganti, sejumlah kemasan berbahan daun masih dipertahankan sebagian warga Lampung.

Kemasan gula aren memakai daun pisang kering atau klaras, kemasan tempe kedelai memakai daun pisang.Hardiman, petani di Kelurahan Batu Putuk, Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung menyebut mengumpulkan daun pisang. Ia membudidayakan tanaman pisang kultivar batu, kepok yang bisa dimanfaatkan bagian daun.

Permintaan daun pisang sebutnya bisa mencapai puluhan gulung seberat puluhan kilogram. Pemesan dominan produsen tempe, kecambah dan warung kuliner.

Penggunaan kemasan daun pisang sebut Hardiman lebih ramah lingkungan. Sebab daun pisang tersebut mudah terurai tanpa meninggalkan residu sampah. Selain mudah terurai dibandingkan dengan kemasan lain harga lebih murah. Menjual daun pisang dengan sistem ikatan, ia menyebut rata-rata laku Rp30.000. Mendapat keuntungan secara ekonomis ia juga mengaku ikut menjaga kebersihan lingkungan.

“Penggunaan kemasan ramah lingkungan dari daun pisang dalam sepekan bisa mencapai satu kuintal karena akan ditampung pengepul untuk penggunaan kemasan kue basah, nasi bungkus, tempe hingga sejumlah keperluan secara berkelanjutan sehingga menanam pisang dalam jumlah banyak,” terang Hardiman saat ditemui Cendana News, Rabu (29/9/2021).

Pohon pisang kepok, pisang batu dimanfaatkan Hardiman di Kelurahan Batu Putuk, Teluk Betung Barat, Bandar Lampung, Rabu (29/9/2021). -Foto Henk Widi
Lihat juga...